Saturday, December 30, 2017

MALANG 2014

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Sehari sebelum lebaran, setelah sahur kami sudah berkumpul di depan asrama ku. Dari asrama depot memang cuman ada 4 atau 5 anak. Tapi dari asrama lain juga ada. Jadi yang berangkat kalau nggak salah ada 3 mobil saat itu.

Aku dan beberapa teman sudah naik ke dalam mobil, salah seorang pengurus asrama mengecek nama kami satu per satu. Saat itu aku duduk di paling belakang dekat jendela. "Kamu namanya siapa?" kata pengurus asrama itu saat melihat ku. "Aku Dita mas" kata ku dengan spontan. "Oh... ini yang namanya Dita" pengurus asrama itu lalu memalingkan wajahnya ke mobil yang satu dan berteriak "Nggi... Nggi... Ini yah yang namanya Dita. Dia loh ada di mobil ini Nggi"

Dalam hati aku bergumam "Nggi? Maksudnya Anggi? Anggi kan pacarnya x, ngapain gitu ke aku si Mas itu?" πŸ˜• Sudahlah, aku tidak ingin membuat suasana liburan itu menjadi kacau. Kunikmati saja setiap detik perjalanan selama ke Malang itu.

Mobil yang kami tumpangi melaju dengan cukup balap. Tidak ada yang begitu spesial saat di perjalanan. Namun saat sudah mulai mendekati Kota Malang AC mobil di matiin, kaca jendela mobil di buka dan suasananya itu 😍 mampu membuat ku jatuh cinta. Dingin tapi dingin yang segar, sangat jauh berbeda dengan Surabaya.

Persinggahan pertama kami di alun - alun Kota Batu. Suasananya sejuk, banyak yang berlalu lalang di tempat itu. Sekilas wajah - wajah sedih karena tidak pulang kampung yang tadinya terukir di wajah ku dan teman - teman mulai memudar. Ada sedikit kegembiraan yang mampu membuat kita merasa baik - baik saja. Walau selepas dari semua itu, besok adalah hari lebaran tanpa keluarga 😒

Setelah menikmati perjalanan di alun - alun, kami melanjutkan perjalanan ke Air Jatuh (aku lupa nama air jatuhnya apa πŸ˜…). Suasananya tidak kalah menyenangkan, dingin dan menurut ku hanya orang bodoh saja yang berani menceburkan dirinya ke dalam air. Ehh Tapi...

Saat tiba, beberapa anak yang tidak puasa dan nonmuslim makan siang di salah satu tempat makan di air jatuh tersebut dan yang lain menikmati suasana yang ada. Ntah sejak kapan Anggi ada di belakang ku, tapi saat itu aku hanya berfikir bahwa dia juga sedang berjalan - jalan di sekitar sini.

Diluar dugaan ku, ternyata banyak yang menceburkan dirinya di dalam air. Itu tingkah yang sedikit bodoh sih menurut ku. Tapi, saat ku coba memasukkan kaki ku dalam air, kok rasanya pengen nyemplung juga yah πŸ˜‚ Beberapa teman ku malah sudah basah. Itu suasana yang sangat menyenangkan 😁

Setelah lelah bermain di dekat air, kami beristrahat di salah satu gazebo. Beberapa teman ke kamar kecil untuk ganti pakaian yang sudah basah.

Saat sedang duduk dan suasana lagi ramai, mas pengurus asrama itu berkata dengan suara yang sengaja di keras kan "Apa nggi? kamu pengen minta PIN nya Dita?" (Saat itu masih pakai BBM πŸ˜…). Aku lalu mengarhkan pandangan ku ke asal suara itu. Kuliat Anggi yang sedang terlihat malu.

Lalu, pengurus asram itu menyodorkan hpnya dan berkata "Dit bagi PIN BBM dong" Langsung aja ku berikan. Tapi pada saat itu aku berfikir "dihh tampang aja cakep, taunya sama aja kayak cowok lain. Ceweknya lagi balik kampung, dianya malah nyari cewek lain"

Beberapa saat kemudian kami naik ke mobil dan melanjutkan ke tempat wisata berikutnya. Di mobil aku mendengar cerita dari beberapa teman ternyata Anggi udah putus dengan pacarnya karena alasan yang nggak bisa aku tuliskan di blog ini (aib orang ga boleh di bongkar). Saat itu aku mulai menarik pemikiran salah ku tadi.

Saat di perjalanan Anggi lalu mengInvite aku di BBM, langsung ku terima aja. Tapi beberapa saat kemudian hp ku low dan aku nggak pegang hp sampai liburan ini selesai 😩

Tempat selanjutnya adalah wisata bermain. Kalau nggak salah waktu itu di BNS. Karena kami tibanya udah magrib, maka hal pertama yang kami lakuin adalah mencari tempat makan untuk berbuka puasa. Alhamdulillah, walaupun aktivitas full seharian tapi puasa bisa lancar sampai akhir πŸ˜‡

Setelah berbuka kami berpencar untuk menikmati wahana permainan yang kami inginkan masing - masing. Cukup seru saat menaiki permainan yang menantang. Tapi ada cerita di wahana rumah hantu πŸ˜‚ Saat antri perasaan aku Anggi jauh di belakang aku, tapi kok saat masuk wahana bisa bareng sama aku yah πŸ˜…

Total yang masuk saat itu ada 5 orang kalau nggak salah, 3 cewek termaksut aku dan 2 cowok termaksut Anggi. Apa yang terjadi di dalam rumah hantu? Aku yang nggak kenal sama Anggi malah jadi lengket banget karena ketakutan πŸ˜… (modus mu bagus juga Nggi πŸ˜’).

Saat puas bermain, kami lalu bergegas untuk kemabali ke Surabaya. Ada hal yang sangat menusuk pada saat itu 😭

Saat di perjalanan, itu adalah malam takbiran. Suara gema takbir ada dimana - mana. Suara takbir itu seakan saling sahut menyahut dari masjid ke masjid. Dari dalam mobil aku melihat banyak, banyak sekali orang yang tertawa bahagiah bersama keluarganya. Sedangkan aku... Kira - kira sedang apa mereka di Kendari?

Ditahun - tahun kemarin pasti sudah ada makanan lezat yang tersediah, semua keluarga berkumpul sambil memanjatkan rasa syukur karena telah diberi kemampuan untuk menjalankan ibadah puasa. Suara petasan dimana - mana, tawa dan canda saudara - saudara ku. Aku merindukan moment itu.

Kulihat beberapa teman ku yang sudah mulai kelelahan. Wajah sedih itu tidak bisa tersembunyikan oleh beberapa teman yang muslim. Kita merasakan hal yang sama. Maka, disaat itulah kami saling menguatkan satu sama lain 😊

Sekian dulu untuk postingan hari ini, Dita tunggu saran dan kritikannya di kolom komentar. Terimakasih banyak sudah menjadi pembaca satia Catatan Anak Rantau 😊
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Friday, December 29, 2017

SIAPA DIA?

Assalamualiakum ManTeman πŸ™‡

Hari itu, ntah aku lupa itu pagi, siang atau malam. Tiba - tiba asrama jadi rame, katanya salah satu anak asrama ku akan di tembak (dinyatakan cinta) oleh salah seorang cowok yang namanya Anggi (dbw ini Anggi cowok loh yah).

Aku sebagai anak yang tidak begitu suka menyaksikan kejadian rame kayak gitu yah diam aja sambil duduk di depan TV. Sedangkan teman - teman lain sudah banyak yang berlarian ke luar asrama. Beberapa saat setelah itu terdengar suara ramai "cieee". Dalam hati aku hanya bergumana, "baru masuk kok udah ada yang jadian aja. Sepertinya aku masih nyaman sama Za walau dia jauh." 😏


Yup... Hubungan ku dengan Za masih berjalan cukup baik 😁 Aku inget banget teman - teman asrama sering gangguin aku kalau lagi teleponan atau saat aku ngirimin voice note ke Za. Tapi, lama kelamaan komunikasi kami mulai kurang 😫 Ntah karena aku yang sibuk dengan keadaan asrama dan pembelajaran atau ntah dia yang sibuk dengan kesibukkannya.

Selama di Surabaya aku sama sekali tidak merasa kesepian, teman - teman begitu baik kepada ku. Kami saling membantu dan mereka bagai saudara baru untuk ku πŸ˜™ Tapi, terkadang aku merasa sedikit iri dengan teman yang lancar komunikasi via phone dengan orang tua dan saudaranya. Aku... Aku termaksud yang jarang mendapatkan telephone 😭 Tapi, di luar semua itu aku tahu kalau mereka juga sedang merindukan ku di sana, tapi mereka tidak ingin mengganggu ku dengan rasa rindu yang semakin menumpuk 😊

Disuatu sore, aku dan teman - teman sedang ingin berjalan - jalan mengelilingi Kota Surabaya. Karena tidak mengetahui jalan, maka kami memutuskan untuk memesan taxi (dulu blm tau taxi online, kayaknya belum ada deh).

Di depan asrama aku dan teman - teman yang sedang menunggu taxi, aku melihat cowok dengan stelan biru saat tes kemarin berlari dengan paniknya masuk ke dalam asrama putri. "loh kok dia bisa masuk asrama putri?" 😲

Singkat cerita aku tahu kalau cowok itu adalah Anggi yang beberapa hari lalu menyatakan perasaannya dengan salah seorang teman asrama ku, dan ceweknya sedang sakit pada saat itu. Aku liat dia membawa semacam tabung oxygen gitu. Dengan iseng aku langsung berkata "Um... Perhatian banget sih tu cowok. Mau dong punya cowok kayak gitu" 😍

πŸ˜‚ Ntahlah, kalimat itu keluar begitu saja dari mulut ku dan mendapat respon bermacam - macam dari teman - teman ku. Seiring dengan berjalannya waktu aku jadi kenal dengan paacarnya Anggi. Dia cantik dan mudah mendapatkan teman. Aku nggak heran sih kenapa dia bisa mendapatkan Anggi pada saat itu.

Seminggu sebelum lebaran teman - teman asrama sudah banyak yang kemabali ke kampung halaman. Suasana asrama semakin sunyi. Aku... Aku tidak pulang di Kendari. Aku akan merayakan lebaran di Kota Perantauan ini. Sedikit iri melihat kebahagiaan teman - teman ku yang akan bertemu dengan keluarganya. Tapi, ini belum waktunya aku pulang. Belum ada yang bisa aku bawa dengan bangga untuk mereka di Kendari. "Pantang pulang sebelum sukses" seperti itu lah aku dulu πŸ˜‚

Karena penghuni asrama semakin sunyi, aku jadi akrab dengan pacar Anggi. Soalnya pada saat itu dia pulang mepet dengan hari lebaran. Dua hari atau tiga hari sebelum lebaran gitu. Kebetulan cewek itu nonmuslim, jadi dia hanya membutuhkan waktu bersama keluarga, bukan merayakan hari besar itu.

Beberapa kali aku menemani cewek itu untuk bertemu dengan Anggi. Tapi, aku tidak pernah berkomunikasi dengan Anggi. Dia memang pernah aku kagumi. Tapi dia pacar teman ku, dan karena belum ada yang tahu juga aku aku pernah mengagumi Anggi biarlah ini hanya menjadi sekedar mengagumi saja 😊 

Lalu bagaimana dengan Za? komunikasi kami semakin renggang dan ntah bagai mana lama kelamaan hilang begitu saja. Aku bukan tipe yang gampang melupakan. Tapi, jika suasana mendukung dengan teman - teman ku yang selalu menghibur, nggak akan ada kata galau untuk ku 😁

Hingga hari lebaran semakin dekat. Pacar Anggi sudah balik ke kampung halamannya dan di asrama hanya ada 4 atau 5 orang anak saja. Sunyi? iya sangat sunyi. Tapi, Sehari sebelum lebaran kami diajak ke Malang dengan pemilik LPK ku itu.

Malang... rasanya tempat ini sangat bersejaran dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan tempat itu. Untuk kejadian di Malang akan aku ceritain di hari esok yah ManTeman... Makasih udah setia baca cerita Dita πŸ˜ƒ
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Thursday, December 28, 2017

BULAN PUASA DI ASRAMA

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Ini adalah tahun pertama aku puasa tanpa dibangunin Ibu 😭 nggak ada makan sahur dan berbuka bareng keluarga 😭 sedih? Iya sedih, tapi bukan cuman aku aja yang sedih. Hampir seluruh penghuni asrama ini sedih dan mereka tetap berusaha tegar. Lalu apa yang membuat ku harus terlihat sedih 😌

Di asrama aku sekamar dengan 3 orang teman. Dua orang dari Kalimantan dan satunya lagi dari Mojokerto. Mereka adalah teman yang baik dan selalu mendukung aku.

Yayang (dari kalimantan), dia adalah yang paling dewasa, suka bangunin aku, suka omelin aku kalau aku males dan pokoknya sosok kakak banget dah (yang... kamu udah ku baik2in nih, jangan lupa traktiran yee πŸ˜„). Sandy (dari Kalimantan), dia yang paling rapi, tenang dan selalu frontal katain apa yang ia suka dan tidak suka (kepribandian yang baik San πŸ‘). Desi / Taci (dari Mojokerto) dia yang baling suka aku deketin (soalnya empuk 😁), anaknya baik, dan polos (pada saat itu).

Alhamdulillah aku mempunyai teman kamar yang baik. Mungkin diatara mereka aku aja yang kurang baik πŸ˜‚ Mereka juga pinter - pinter. Oh iya... hasil dari tes general english kemaren aku masuk kelas E (kelas paling terakhir πŸ˜”). Diantara teman kamar ku rasanya aku yang paling bego bahasa inggrisnya. Tapi, mereka selalu bantuin aku kalau aku ada kesulitan. Apa lagi Yayang, kalau aku ada hafalan percakapan atau apalah itu, Yayang selalu bantuin walau sampai larut malam (makasih yah yang, bdw manggil kamu kayak manggil gebetan aja πŸ˜…).

Suatu suasana yang nggak pernah aku bayangin. Makan bareng, becandaan bareng, curhat - curhatan bareng, pokoknya semua itu membuat aku sekilas lupa akan rasa sedih jauh dari Kota kelahiran ku. Ini semacam keluarga baru untuk ku 😊

Emang sih nggak ada Ibu yang bangunin sahur, tapi ada teman yang selalu bangunin. Emang sih nggak ada makanan yang tersedia saat mata ku melek, tapi ada aja yang ajakin cari makan bareng. Kalau ManTeman pikir bahwa jauh dari keluarga dan teman - teman yang lama akan membuat kita terpuruk dalam suatu kesedihan, percayalah bahwa Allah akan memberikan jalan cerita terbaik untuk kita πŸ˜‰

Hidup di asram itu seru nggak seru sih 😁 Serunya tuh karena lebih ada kebersamaan dengan teman - teman, tapi jadinya kita kurang memiliki prifasi. Oh iya, yang tadinya aku anggap bahwa aku bisa bebas di kota ini, ternya di asrama ada jam malamnya. Walaupun nggak separah di Kendari (sebelum magrib udah harus di rumah), di Surabaya batas pulang maksimal jam 9 malam, kalau lebih dari itu bakalan diomelin sama penjaga asrama πŸ˜…

Canda tawa di dalam asrama itu membuat ku rindu sampai saat ini. Saat itu, kebersamaan sukses buat sedih akan jauh dari keluarga sirnah begitu saja. Walau pasti ada sedikit rasa rindu. Tapi semuanya masih bisa diatasi sejauh ini.

Di suatu malam aku dan teman - teman makan bareng di sebuah tempat makan dekat asrama. Tempat makan itu diramaikan dengan anak - anak dari LPK tempat aku belajar. Disitu aku baru sadar bahwa ada asrama lain yang terlihat seru. Tapi isinya kebanyakkan senior dan yang membuat ku kaget asrama cewek dan cowok kok di gabung 😱 (di part lain akan aku jelaskan mengenai asrama ini, yang pasti asrama ini dinamakan asrama ijo).

Sekilas aku melihat sosok yang tidak asing di mata ku. Yupp... cowok berbaju biru yang sekelas saat tes dengan ku. Tapi di asrama mukanya nggak sekaku di kelas, dia tampak lebih santai dengan baju kaosnya. "Aku merasa dia sedikit lebih misterius dari cowok lain di asrama itu. Ntahlah, mungkin itu hanya perasaan ku saja" (itu hanya anggapan awal ku saja).

Siapa sih cowok itu? kok dia selalu membuat ku fokus ke dia saat banyak orang yang seharusnya bisa aku perhatikan. Akan aku mulai bahas di hari esok yah 😊 makasih udah setia baca cerita ini ManTeman πŸ™ Semoga selalu ada pembelajaran yang bisa dipetik.
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Wednesday, December 27, 2017

SURABAYA

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Aku inget banget dengan moment itu. Saat itu hari pertama puasa di tahun 2014. Setelah sahur aku udah nggak tidur lagi, yah aku akan siap - siap ke bandara 😱 dengan kata lain aku sahur di Kendari dan akan berbuka di Surabaya. Tahun ini nggak ada berbuka bersama keluarga 😭

Alhamdulillah banget aku ke Surabaya nya masih ditemenin dengan Bapak dan Ibu ku. Kesannya memang sedikit manja sih, mau ke perantauan aja sampai harus ditemenin oleh kedua orang tua πŸ˜„ Tapi aslinya aku anak yang cukup mandiri kok untuk tinggal di perantauan πŸ˜‹

Saat di bandara aku mengirimkan beberapa pesan singkat ke beberapa teman dan walikelas ku dulu. Pada saat itu perasaan ku benar - benar campur aduk. Membaca ucapan - ucapan penyemangat itu, kalimat yang seakan tidak ingin berpisah, doa agar aku menjadi sukses dan lain sebagainya membuat aku merasakan sedikit sesak di dada 😭

Saat pesawat mulai lepas landas dan meninggalkan Kota kelahiran ku secara berlahan rasanya aku ingin berkata "Dita akan sukses dan kembali ke tempat ini bersama kalian semua" sekilas terbayang wajah - wajah bahagiah teman - teman ku seakan turut mengantar ku ke tempat perantauan πŸ˜”

Bandara Djuanda... Inikah Surabaya??? tempat yang aku damba - dambakan sebulan terakhir ini. Jauh berbeda dengan Kota Kendari. Daripada melihat tempatnya, aku lebih fokus sama bahasa yang mereka gunakan. Ya Allah... dari bahasa aja aku udah nggak ngerti 😭

Di Bandara kami di jemput dengan Kakak dari LPK tempat aku akan melanjutkan study ku. Hari pertama itu kami hanya diantar ke hotel dan menghabiskan hari terakhir ku bersama kedua orang tua ku sebelum aku benar - benar merantau sendiri 😭

Hari kedua aku melihat tempat Study ku itu. Aku tidak ingin berkomentar banyak tentang tempat study ku ini, karena aku tidak sedang promosi πŸ˜„ Kalian tau kalimat apa yang pertama kali aku dapat kan? "Ini Dita yah? di atas teman - teman Dita udah mulai tes untuk penempatan kelas General English. Dita langsung ikutan aja yah biar nanti Dita nggak usah ngulang lagi" Whatttttt gila aja baru datang aku udah di suruh tes dan tes nya Bahasa Inggris 😭 pengen nangis rasanya.

Jujur aja, aku sedikit lemah di mata pelajaran Bahasa Inggris dan aku harus mengikuti tes secara dadakan. Dengan berat hati aku mengikuti intruksi mbak-mbak front office itu 😩 Aku masuk kelas yang sangat asing, teman - teman yang asing dan semuanya asing bagi ku. Aku duduk di belakang paling pojok (benar - benar seperti anak baru πŸ˜…)

Sebelum mulai aku liat terpisah satu bangku di samping kiri ku ada cowok dengan celana jeans biru dan kemeja warna biru juga 😍 aku suka banget style itu (dulu aku suka banget sama warna biru). Dan wajahnya yah pada saat itu dia sedikit kurus, tapi hidungnya itu kok mancung banget yah, sepertinya aku terpesona πŸ˜…

Ok skip πŸ˜…
Singkat cerita tesnya udah kelar dan aku tahu hasilnya nggak bakalan baik 😭 Terserah lah ya... kan cuman tes penempatan kelas aja, jadi dengan begitu aku akan di tempatkan di kelas yang benar - benar pas dengan kemampuan ku 😊

Seetelah tesnya selesai aku kembali ke bawah dan bertemu dengan orang tua ku yang sedang menunggu. Mereka sedang berbincang dengan pemilik LPK tersebut. Saat mereka melihat ku, aku langsung di tawarkan untuk masuk asrama. Malam ini aku akan tidur di asrama dan berpisah dengan kedua orang tua ku 😭

Mereka akan berangkat besok pagi. Saat melepas mereka di depan asrama, itu adalah saat pertama kali aku merasa ragu "bisakah aku hidup beberapa tahun kedepan tanpa Ibu yang sudah siap dengan sarapannya di pagi hari, tanpa jabat tangan Bapak di satiap aku akan keluar, tanpa keusilan kakak - kakak ku di saat aku lagi fokus, tanpa Adik ku yang kadang - kadang ngeselin" saat itu aku benar - benar sadar bahwa ada yang lebih aku khawatirin dibandingkan jauh dari teman, sahabat, mantan pacar dan lain sebagainya. Mereka, orang tua ku, kakak adik ku, aku akan sangat rindu dengan kalian 😭

Temen - temen yang pernah merantau atau lagi merantau pasti tahu betul apa yang aku rasakan pada saat itu. Yah... memang terkadang kita merasa akan baik - baik saja sebelum benar - benar berpisah dengan orang yang selalu ada buat kita. Tapi disaat masa itu tiba, akan ada walau sedikit rasa sesak di dada.

Kehidupan asrama akan aku ceritain di postingan selanjutnya 😊 makasih banyak buat yang udah mau baca cerita Dita ini. Dita masih butuh banyak saran dan kritik dari ManTeman semua 😊
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Tuesday, December 26, 2017

SEBELUM KE PERANTAUAN

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Proses belajar mengajar di sekolah sudah selesai dan kami hanya fokus untuk menyiapkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Pagi itu dua orang dari sebuah Lembaga Persiapan Kerja (LPK) di Surabaya datang ke sekolah ku. Mereka menjelaskan sekilas mengenai tempat belajar tersebut. Setelah itu mereka memberikan sebuah undangan untuk mengikuti seminar bersama dengan orang tua.

Singkat cerita, aku menghadiri seminar tersebut dengan Bapak ku. Apa yang mereka tawarkan merupakan hal yang sangat menarik. Mulai dari jaminan kerja sebelum lulus hingga kesempatan untuk On The Job Training yang dilakukan di Malaysia. (teman-teman ku di LPK itu pasti tahu bagaiman kerennya proses seminar yang terjadi 😏 Aku harap kalian tidak tertawa membaca bagian ini πŸ˜…)

Apa aku tertarik? Tentu saja aku tertarik, karena tempatnya di Surabaya. Yah... Surabaya, itu kota besar cuyy. Aku akan bebas dan itu tempat yang keren (setidaknya itu pemikiran sebelum aku menginjakkan kaki di tempat itu).

Bapak dan Ibu... Ya... Alhamdulillah aku diberikan kedua orang tua yang selalu mendukung ku kemanapun aku ingin menuntut ilmu. Bagi mereka selama aku bisa menjalankan study dengan baik, mereka akan selalu mendukung ku. Walau itu jarang terucap dari mulut Bapak ku 😌 Tapi aku tahu kalau Ia menginginkan yang terbaik untuk ku 😊

Di saat semua teman ku sedang sibuk dengan tes masuk perguruan tinggi, aku sudah siap dengan tiket keberangkatan ku ke Surabaya. Hal tersebut bukan berarti membuat ku santai. Banyak pertanyaan - pertanyaan dari luar mengenai kemana kah aku akan melanjutkan Study ku.

Jurusan yang aku ambil dalam LPK tersebut adalah Business Management dan ntah kenapa di mata orang dewasa khususnya para guru jurusan terbaik hanyalah Kedokteran, Farmasi, Kebidanan dan jurusan - jurusan kesehatan lainnya. Apa karena aku dari jurusan IPA? Tapi apakah kah jalan hidup seseorang yang sukses hanya berasal dari jurusan - jurusan kesehatan itu? 😀

Terserah orang mau berkata apa tentang keputusan ku mengenai jurusan yang aku ambil. Yang penting menurut orang tua ku itu bukan jurusan yang buruk, akan ku jalani sekuat tenaga ku. πŸ’ͺ

Lalu, apakah ada yang membuat ku ragu untuk merantau???

Tentu saja ada. Tapi bodohnya yang membuat ku ragu itu bukan tentang jauh dari orang tua maupun keluarga ku lainnya. Ntah kenapa sebelum aku meninggalkan kota kelahiran ku, aku beranggapan bahwa aku sudah sangat siap berpisah dari keluarga ku.

Justru yang membuat ku ragu adalah proses adaptasi dengan lingkungan baru. Aku tahu di Surabaya aku akan tinggal di sebuah asrama dan aku bukan orang yang mudah untuk memulai suatu pertemanan. Ada sedikit rasa takut tidak mendapatkan teman seperti sahabat - sahabat ku di Kendari. Oh iya, selama SMA aku punya tiga orang sahabat cewek dan tiga orang sahat cowok yang benar - benar aku sayangi 😘

Selain itu, aku juga akan berpisah dengan seorang cowok yang telah membuat ku sedikit lebih dewasa. Kita sebut saja Za. Za adalah mantan pacar ku. Aku pacaran dengan dia kurang lebih setahun dan putus karena (aku lupa alasan putusnya pada saat itu)πŸ˜…. Yang jelas saat aku memutuskan untuk merantau kita sudah tidak berpacaran lagi. Tapi, baik aku atau dia masih menjalin hubungan silaturahmi yang terlalu baik. Cinta monyet mungkin akan sedramatisir ituπŸ˜„

Saat SMP aku juga memiliki saudara tak sedarah (seperti itulah kami mengibaratkannya). Kami dekat karena kami sama - sama berjuang dalam organisasi Pramuka Gugus Depan xxx di Kota Kendari. Mereka adalah orang - orang yang sangat perduli dan baik kepada ku. Aku merasa berat untuk meninggalkan mereka 😒

Tapi, di luar semua itu aku sadar bahwa cara penggapaian cita - cita setiap orang berbeda - beda. Baik itu sahabat SMA, mantan pacar, dan saudara ku di SMP, aku tidak bisa terus bersama mereka dan menjadi Dita kecil yang berhenti di tempat. Aku harus melangkah sedikit lebih jauh untuk menggapai apa yang aku inginkan.

Hingga tiba hari dimana aku harus meninggalkan Kota kelahiran ku untuk waktu yang lama.

Ok ManTeman... kita skip dulu ceritanya untuk bahan postingan di hari esok πŸ˜…
Seomoga apa yang Dita ceritakan ini bisa bermanfaat dan Dita tunggu saran serta kritikkan ManTeman di Kolom komentar 😊
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Monday, December 25, 2017

KOK PENGEN MERANTAU ???

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Jadi ceritanya berawal di pertengahan tahun 2014. Saat itu Aku baru saja lulus SMA di salah satu SMA Negeri di Kota Kendari, Sulawesi Tanggara. Dari awal aku selalu menekankan kepada Ibu bahwa "Aku harus kuliah di luar kota, kalau nggak di Makassar yah di Jawa sekalian." Dengan  rasa percaya diri yang tinggi aku menganggap bahwa hidup di perantauan itu semudah membalikkan telapak tangan.

Banyak banget yang tanya kenapa aku nggak kuliah di salah satu Universitas Negeri di Kendari, mengingat Bapak ku adalah salah satu Dosen senior di situ. Jawabannya hanya satu "Kerja keras ku tidak akan begitu bermakna di situ." Mungkin banyak yang heran dengan alasan tersebut. Ok, kalau begitu aku akan membuat teman - teman berfikir sejenak.
  1. Coba bayangkan kalau aku masuk di Universitas tempat Bapak ku mengajar. Jika aku lulus orang - orang akan beranggapan "Wajar lah, orang Bapaknya Dosen, mau lulus sih gampang aja" dan jika aku nggak lulus akan ada anggapan "idihhh kok anak Dosen tapi bego sih, masa iya ujian masuk Universitas aja nggak lolos. Itu juga Bapaknya kok nggak bantuin anaknya sih." Kesel nggak tuh? hahaha
  2. Lalu setelah aku lulus masuk Universitas tersebut, aku pasti akan menemukan kalimat"paling juga karena Bapaknya dosen di sini" jika aku berprestasi, atau kalau kuliah ku berantakan "dihh anak dosen kok badungnya minta ampun" nah bahkan kalau aku jadi mahasiswa yang biasa aja akan ada kalimat "itu kok anak dosen tapi biasa aja yak?" makin kesel nggak? hahaha
  3. Ini yang terakhir. Saat aku lulus tepat waktu atau lebih cepat orang - orang akan beranggapan bahwa itu karena Bapak ku dosen tanpa melihat kerja keras ku. Jika aku lulus lebih lama dari yang seharusnya, orang - orang akan melihat bahwa itu adalah aib besar bagi keluarga ku.
Liat aja, dari awal aku masuk sampai aku lulus akan ada omongan "karena dia anaknya bla bla bla"  yah walaupun tidak akan semua orang seperti itu, tapi aku hanya menghindari hal - hal semcam itu. Jadi waktu SNPTN aku milih Universitas itu hanya semacam syarat aja hehehe. Aslinya mau lulus atau nggak aku nggak bakalan mau masuk di situ.

Mungkin bagi teman - teman yang orang tuanya berprofesi sebagai pengajar, baik itu guru maupun dosen kalian pernah kan walau sekilas merasakan hal tersebut?

Lalu apa cuman itu alasan kenapa aku memilih untuk merantau?
kenapa tidak masuk di universitas lain di Kendari?

Aku merantau akibat pertimbangan dari beberapa pemikiran ku yang masih menjadi remaja labil dan masih belum tahu betapa kerasnya hidup di luar sana.
  1. Pengen bebas jalan sampai jam berapapun πŸ•£ Jadi waktu SMA mungkin karena aku adik perempuan yang paling cantik (karena aku adik perempuan satu - satu nya) jadi baik Kakak maupun Bapak ku tidak memberikan jam malam untuk ku main dengan teman - teman. Pada saat itu aku merasa sangat tidak adil sedangkan teman - teman ku bisa pulang sedikit lebih malam dari ku. Lalu sekarang apa aku menikmati jam malam itu di perantauan? Sepertinya aku harus mencium kakak dan Bapak ku sebagai bentuk ucapan rasa terimakasih ku akan peraturan yang ketat tersebut 😘 akibatnya sekarang aku bisa menjadi anak yang insyaAllah bisa di bilang jauh dari pergaulan malam yang bebas 😊
  2. Terlihat keren 😎 Bagi aku (dulu) anak yang kuliah di luar kota itu "KEREN" sampai sekarang aku sendiri bingung letak keren dari kuliah di luar kota itu dimana? keren makan mie instan? keren kangen sama keluarga? atau keren karena bisa mudik hanya setahun sekali? hahaha ntah lah, aku sendiri juga sedikit bingung sama pemikiran labil ku dulu.
  3. Mandiri πŸ˜‡ Mungkin diantara semua alasan ku, ini adalah alasan paling masuk akal. Ya, aku ingin lebih mandiri lagi. Aku berfikir dengan menjadi seorang perantau pemikiran dan wawasan ku akan sedikit berubah dari yang kemarin. Apa itu benar - benar bisa terjadi? Tentu saja bisa tapi juga tidak. Tergantung dari kita pandai - pandai mengambil cerita sebagai pembelajaran dalam hidup ini.
Yah... kurang lebih alasan kenapa aku ingin merantau memang seperti itu. Teman - teman yang sekarang lagi merantau atau yang pernah merantau atau bahkan yang akan merantau pasti pernah berfikiran mengenai salah satu dari yang aku fikirkan dulu.

Namun, saran aku bagi teman - teman yang ingin merantau karena alasan pengen bebas, pengen gaul, pengen keren dan lain sebagainya, percayalah dunia luar itu tidak seramah yang ada di dalam fikiran kalian, rindu itu bukan hal yang bisa di hilangkan dengan panggilan via suara maupun video saja dan orang tua serta saudara kalian tidak bisa secepat kilat ada di kamar kost kalian saat kalian lagi sakit dan butuh bantuan mereka 😊

Untuk kali ini mungkin cukup dulu. Aku selalu tunggu komentar dan kritikkan dari ManTeman 😊
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Saturday, December 23, 2017

PROLOG


Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡
Perkenalkan nama ku Dita Fatma Rini Syafa Abdullah. Kalian bisa panggil aku Dita.

Aku udah lama banget nggak main blog lagi. Namun semoga aja dalam blog kali ini bahasanya masih bisa di mengerti. Soalnya skill menulis ku sudah nggak pernah aku asah lagi hehehe

Dalam Blog kali ini seperti pada nama blog nya "Catatan Anak Rantau" aku akan menulis segala kejadian yang aku alami selama menjadi anak rantau yang benar - benar jauh dari keluarga, pulang setahun sekali, penuh rindu, kehidupan romansa percintaan, perteman dan masih banyak lagi.

Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa skill menulis ku sudah lama tidak aku asah, aku sangat membutuhkan komentar dan saran dari teman - teman, harapannya agar bisa menjadi pembelajaran juga untuk aku. Jadi, aku benar - benar membutuhkan ketikkan jari - jari teman - teman pada kolom komentar.

Mungkin itu saja yang bisa aku sampaikan dalam halaman prolog ini, semoga untuk kedepannya rasa malas untuk menulis bisa di jauhkan dari ku hehehe.

Sekian dari  Dita,
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share: