Thursday, May 3, 2018

CINTA SEORANG SKIZOFERNIA - PROLOG

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Maafkan aku yang udah hiatus lama banget 🙏 Jadi, sebulan sebelum hiatus itu aku fokus untuk buat Novel yang judulnya "Cinta seorang Skizofernia". Tapi lama kelamaan malah lupa nulis blog sampai sekarang 😅


Jadi, novel itu aku ikutin dalam sebuah lomba dan Alhamdulillah ga menang 😅 mungkin aku masih butuh latihan lagi 😅 Jadi, dari pada novelnya mubazir aku mutusin untuk masukkin dalam blog aku aja 😅 So, untuk beberapa postingan kedepan isi dari blog aku ini ya tentang novel yang aku buat itu 😇 Selamat menikmati 🙇


PROLOG
 
Perkenalkan, nama ku Cinta Permata Firdaus yang artinya permata penuh cinta dari syurga, indah bukan? Aku anak terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakak ku sudah berkeluarga, dan aku masih SMA.

Aku berasal dari salah satu kota kecil di pulau Sumatra. Tapi, karena profesi Ayah ku yang seorang pelaut maka kami sekeluarga sering berpindah dari kota ke kota yang lain, bahkan dari pulau ke pulau yang lain. Hal tersebut membuat ku tidak memiliki banyak tema.

Jika kau bertanya apa itu cinta, ku rasa bisa ku jawab bahwa cinta itu adalah mereka, kedua orang tua ku. Mereka yang mungkin menyayangi ku dengan cara yang berbeda. Bahkan sangat berbeda dari orang tua pada umumnya.

Jika kau bertanya apa itu cinta, ku rasa bisa ku jawab bahwa cinta itu adalah dia. Dia yang tak sesempurnah pria idaman ku. Tapi, dia yang selalu membuat ku menjadi pribadi yang lebih baik. Namun… dengan cara yang berbeda.

Jika kau bertanya apa itu cinta, ku rasa bisa ku jawab bahwa cinta hanya sekedar lima huruf yang takkan memiliki arti jika tak disatukan. Yah… cinta takkan ada jika aku tidak bertemu dengan mereka. Mereka… tentunya orang – orang yang aku cintai.

Hidup ini memang terkadang bagai dongeng yang ntah sampai dimana ujungnya. Tapi, selama kita bisa menikmati dongeng tersebut bukannya akan menghantarkan kita pada kisah – kisah yang lebih menarik lagi? Untuk apa kita memikirkan ujungnya, kalau kita bisa berbuat atau menjadi pribadi yang lebih baik terus?
***

Perkenalkan, nama saya Indah Pertiwi. Saya memiliki tiga orang anak. Namun dari ketiga anak saya ini, Cinta adalah anak yang saya rasa butuh perhatian lebih dari saya. Mungkin karena usia dia yang jauh berbeda dengan kedua kakaknya dan saya serta suami yang terlalu sibuk dengan urusan kami, maka Cinta menjadi anak yang penyendiri. Saya dan suami mengakui bahwa ini adalah salah kami sepenuhnya.

Saat Cinta SMP kelas tiga saya diam – diam dipanggil ke sekolahnya oleh salah seorang guru. Katanya Cinta suka berbicara sendiri di sekolah dan teman – temannya selalu menjauhinya. Itu adalah awal mula saya menaruh perhatian penuh kepada Cinta, bahkan bisa dibilang berlebihan.

Setelah bertemu dengan guru Cinta, saya berdiskusi dengan suami dan memutuskan untuk saya tidak bekerja lagi. Selain itu, kami memutuskan untuk saya dan Cinta menetap di salah satu kota di Sumatra. Kalau tidak salah itu waktu cinta duduk di kelas satu SMA semester kedua saya dan Cinta menetap untuk tinggal di Sumatra. Sedangkan suami saya tetap pada kerjaannya dan melaut kesana kemari. Sesekali di waktu luang ia mengunjungi kami di Sumatra, tapi itu hanya tiga sampai empat kali se-tahun.

Perhatian saya penuh kepada Cinta. Hingga akhirnya saya pun sadar kalau Cinta memang suka berbicara sendiri. Pada suatu sore, saya pernah melihat Cinta duduk di teras sendiri dan akan sedang bercanda ria dengan seseorang. Tapi, bodohnya saya malah beranggapan Cinta sedang latihan pidato.

Walau sebelumnya saya sangat jarang memperhatikan Cinta, tapi Ibu mana yang tidak menyayangi anaknya. Ibu mana yang tidak sedih saat melihat anaknya berbeda? Bukan saya menyesali keadaan. Tapi, saya menyesal telah membuat Cinta hidup dalam kesendiriannya.
***

Hi… Nama ku Anthony Putra Wardana, tapi teman – teman biasa memanggil ku Toni. Aku hanya anak SMA biasa, nggak begitu menonjol diantara teman – teman ku. Yah… kuakuin kalau aku memang terlalu cuek dengan lingkungan ku.

Kata salah seorang teman ku, aku percuma terlahir tampan kalau punya sikap dingin seperti ini. Bagi mereka mustahil untuk ku mendapatkan wanita cantik di masa remaja ku jika aku terus – terusan nggak perduli dengan orang disekeliling ku.

Aku tidak terlalu ambil pusing mengenai segala hal tentang wanita. Bagi ku, wanita hanya membuat pria susah. Yah… aku tinggal bedua saja dengan Papa ku. Mama pergi ntah kemana saat aku masih kecil, dan kata Papa “jangan benci dengan Mama mu, ini salah Papa”, sampai sekarang aku nggak paham dengan kalimat itu. Bagi ku, Mama hanya menyusahkan Papa dengan pergi meninggalkan kami.

Tapi, semua pandangan negative ku tentang wanita berubah saat dia masuk dalam kehidupan ku. “Cinta Permata Firdaus, panggil saja Cinta” kalimat itu nggak pernah bisa kulupakan saat anak baru itu memperkenalkan diri. Cantik memang, tapi sedikit misterius. Tapi, justru misteriusnya dia yang buat aku penasaran.
***
Share:

0 komentar:

Post a Comment