Tuesday, June 12, 2018

CINTA SEORANG SKIZOFERNIA - IBU PENJAGA UKS

Assamalualaikum ManTeman 🙇

Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh 👇👇👇

Prolog 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan 👉  http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA  👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan 👉 https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213 
4. Pindahan 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1

6. IBU PENJAGA UKS

Sebulan sudah aku sekolah di sekolah ini. Saat itu hari senin dan aku lagi benar – benar tidak enak badan. Sebenarnya aku tidak ingin masuk sekolah, tapi ada beberapa tugas yang harus ku kumpulkan hari itu juga.

Ibu tidak tahu kalau aku sakit. Ibu memang sekarang lebih sering di rumah. Tapi, tetap saja dia sibuk. Ibu membuka tiko roti di samping rumah dan kehidupannya hampir 24 jam di dalam toko barunya itu.

Karena aku tidak enak badan, aku ijin ke UKS dengan petugas kesehatan upacara. Dengan lemah, kulangkahkan kaki ku menuju UKS yang tidak jauh dari lapangan upacara. Setibanya di ruang UKS, aku lalu membaringkan diri ku pada salah satu kasur yang tertutup oleh tirai – tirai.

Sepertinya aku tertidur sejenak sampai aku mendengar suara tirai di geser sedikit. Ku buka mata ku berlahan dan melihat seorang wanita setengah baya membawa roti dan berkata “makan dulu Nak… kamu terlihat pucat pagi – pagi begini”.

Aku lalu duduk dan mengambil roti yang ditawarkan Ibu itu “Terimakasih Bu” kata ku padanya.

“Apa kamu belum sarapan?” tanya Ibu itu.

“Sudah Bu… tapi saya hanya merasa kurang enak badan saja” jawab ku.

“Jaga kesehatan Nak, sekarang lagi jamannya sakit. Makan dan istirahatlah yang cukup agar tidak mengganggu aktivitas mu” Ibu itu memberi ku nasehat dengan sangat baik.

“Terimakasih Bu, Ibu benar – benar baik” kata ku padanya.

“Sama – sama Nak” jawab Ibu itu.

“Ngomong – ngomong Ibu penjaga UKS ini yah?” tanya ku.

“Iya Nak, kalau ada kebutuhan tentang kesehatan atau apapun itu, kamu bisa datang ke saya. Kalau saya bisa pasti akan saya bantu” jelas Ibu itu “saya tinggal sebentar yah, kamu istirahat yang baik” lanjut Ibu itu dan keluar serta menutup tirai penghalang ku kembali.

Ibu itu memiliki tutur kata yang lembut dan sangat perhatian pada ku. Padahal aku baru saja bertemu dengannya, bahkan kami tidak bertukar nama sama sekali. Ah… andai saja saya memiliki Ibu seperti itu. Aku lalu kembali membaringkan diri ku pada kasur itu sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi.
***

Aku sudah memutuskan, pagi ini aku akan bolos ke UKS agar tidak panas – panasan di waktu upacara. Aku bukannua tidak memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, hanya saja kalau seandainya upacara hari Senin hanya untuk menaikkan bendera merah putih rasanya tidak begitu menyiksa. Tapi, pidato kepala sekolah itu loh membuat ku capek berdiri lama – lama di tengah lapangan.

Saat baru sampai di depan gerbang sekolah, aku sudah bisa melihat barisan yang mulai di bentuk anak – anak satu sekolahan. Aku ijin menaruh tas ke dalam kelas kepada salah seorang petugas dan tumbennya kali ini aku sukses. Biasanya petugas itu akan melarang dengan berbagai macam cara.

Bukannya ke kelas, aku malah belok ke UKS. Bukannya sakit, tapi UKS adalah satu – satunya tempat yang tidak akan diperiksa oleh petugas keamanan upacara. Sedikit licik sih, tapi setidaknya aku bisa tidur di ranjang UKS.

Terdapat empat tempat tidur yang di halangin oleh tirai dalam UKS tersebut. Aku lalu masuk ke tempat tidur di tengah dan menutup tiarai agar tidak ada yang melihat ku kalau sewaktu – waktu ada yang datang.

Lagi asik baring, aku mendengar ada suara pintu terbuka. Jelas saja jantung ku langsung berdetak sangat kencang. Setelah itu aku mendengar suara tirai di geser dan seseorang naik ke dalam tempat tidur. Rasanya hanya ada yang lagi kurang enak badan aja, atau anak yang bolos seperti ku juga. Padahal aku sudah siap – siap ekting sakit jika yang masuk adalah guru piket.

Karena penasaran, ku intip siapakah orang yang ada di kasur sebelah. Ku buka sedikit tirai di samping ku secara berlahan – lahan. Ternyata itu Cinta si anak baru itu. Wah… kebetulan nih, aku bisa ngobrol dengan dia. Tapi, bisa saja dia melaporkan ku pada guru piket. Akhirnya hal itu ku urungkan.

Baru saja hendak ku tutup tirai itu, tiba – tiba Cinta berbicara. Apa dia menyadari kehadiran ku? Tapi, kalimatnya adalah “Terimakasih Bu” dia sedang berbicara dengan siapa?

Masih dengan tidak diketahui oleh Cinta, kuperhatikan segala gerak geriknya. Setelah mengatakan terimakasih ntah dengan siapa, Cinta lalu duduk dan melakukan beberapa pecakapan yang aku nggak tahu dengan siapa. Langsung saja bulu kuduk ku bediri, aku ada rasa sedikit takut, apa Cinta sedang berbicara dengan makhluk halus? Ingin rasanya ku tegur, tapi aku lebih takut lagi kalau Cinta melaporkan ku pada guru piket.

Sudahlah, aku coba untuk tidak menghiraukannya dan aku berjanji dengan diri ku sendiri untuk mencari tahu siapa Cinta sebenarnya. Aku makin penasaran dengan cewek ini rasanya.

“Hey… apa kamu tahu tentang Ibu penjaga UKS?” tanya Cinta pada ku saat kami sedang duduk di kelas.

Tumben – tumbenan anak ini mengajak ku bicara. Tapi, Ibu pencaja UKS? Mana ada orang seperti itu di sekolah kami. Paling yang menjaga UKS hanya anak – anak PMR saja, ada sih guru tapi kalau ada yang sakitnya benar – benar parah saja “nggak tahu, aku nggak pernah masuk UKS” jawab ku.

“Melihat sekalipun nggak pernah?” tanya Cinta lagi.

Apa yang dimaksudnya adalah makhluk halus yang diajaknya bicara di UKS tadi? Karena penasaran, aku lalu bertanya “memangnya seperti apa rupanya?”

Cinta Nampak berfikir sejenak dan berkata “kira – kira usianya sekirat 40an, badannya sedikit berisi, rambutnya ikal se bahu, menggunakan pakaian seperti suster, itu sih yang aku ingat”.

“Usia 40an, rambut ikal se bahu, dan berisi? Itu sih Bi Tatik penjual di kantin. Tapi, rasanya Bi Tatik nggak pernah pakai pakaian suster sih” jelas ku pada Cinta.

“Yaelaa… kan yang ku tanyain bukan penjual di kantin, tapi penjaga UKS. Pernha liat nggak?” kata Cinta.

“Nggak sih. Kenapa emang?” tanya ku ke Cinta.

Cinta lalu membuka kotak pensilnya dan mengambil permen “mau?” tanya Cinta sambil menawarkan permen ke pada ku.

“Boleh” kata ku sambil mengambil permen yang ditawarkannya.

Cinta lalu melanjutkan pembicaraannya “tadi waktu upacara aku ke UKS dan ketemu Ibu itu, dia baik banget nawarin aku roti”

Aku jadi inget mitos – mitos kalau kita lagi di hutan dan ada makhluk halus yang nawarin makanan dan kalau kita makan kita akan kebawa dalam alamnya dia, langsung aja aku bertanya pada Citna “kamu makan?” tanya ku dengan kaget.

“Iyalah, kan di kasih. Lagian kamu kenapa kaget gitu sih?” tanya Cinta yang bingung dengan ekspresi ku.

“Nggak apa – apa sih. Kamu nih aneh – aneh aja, masa nerima makanan dari orang yang nggak kamu kenal gitu aja. Nanti di racunin, mati, mau kamu?” tanya ku pada Cinta.

“Yaela… itukan penjaga UKS, nggak mungkin buat aku mati” jawab Cinta.

Selanjutnya kami hanya melakukan pembicaraan ringan saja. Aku heran dengan Cinta, dia tidak pernah berbicara dengan orang lain selain dengan ku, itupun sangat jarang. Orang – orang di kelas juga jadi males dekatin dia. Beberapa teman juga berkata kalau Cinta itu aneh. Tapi bagi ku, selai tentang ibu penjaga UKS nggak ada yang aneh dari Cinta.
***
Share:

0 komentar:

Post a Comment