Assalamualaikum ManTeman 🙇
Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh 👇👇👇
Prolog 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan 👉 https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213
4. Pindahan 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1
6. Ibu Penjaga UKS 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-ibu-penjaga.html?m=1
7. Tukang Kebun Sekolah 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-tukang-kebun.html?m=1
8. Toni dan Ibu 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-toni-dan-ibu.html?m=1
Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh 👇👇👇
Prolog 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan 👉 https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213
4. Pindahan 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1
6. Ibu Penjaga UKS 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-ibu-penjaga.html?m=1
7. Tukang Kebun Sekolah 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-tukang-kebun.html?m=1
8. Toni dan Ibu 👉 http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-toni-dan-ibu.html?m=1
9. TERORIS
Pagi itu
sebelum bel tanda masuk kelas berbunyi, aku bertemu dengan Ibu penjaga UKS
tepat di depan UKS. Tidak banyak anak yang berlalu lalang di situ, hanya ada
sekitar beberapa orang anak saja.
“Ada
yang ingin bertemu dengan kamu” kata Ibu penjaga UKS itu.
“Siapa
Bu?” tanya ku ke Ibu itu.
Tiba –
tiba keluar Bapak Tukang kebun sekolah dari ruang UKS, aku benar – benar kaget,
tapi Bapak itu langsung mengatakan “jangan lari, saya tidak berniat untuk mengganggu mu. Saya
hanya ingin meminta pertolongan mu”.
“Ini
suami saya Nak… dia butuh bantuan mu” kata Ibu penjaga UKS itu.
Ternya
Bapak itu orang baik, aku sudah berburuk sangka sebelumnya. “Apa yang bisa saya
bantu Pak?” tanya ku pada Bapak itu.
“Masuklah
sebentar, ini adalah hal yang sangat rahasia” kata Bapak itu.
Aku lalu
masuk ke dalam UKS itu, kami duduk behadapan di sofa. “Begini Nak” kata Bapak
itu “kamu kenal Tiara kan?”
“Tiara?
Bapak kenal Tiara?” tanya ku dengan kaget.
“Iya
nak, Tiara itu ponakan kami di Jawa” jawan Ibu penjaga UKS itu.
Dunia
ini benar – benar sempit pikir ku “Ada apa dengan Tiara?” tanya ku pada kedua
pasangan itu.
“Ini
sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Tiara. Saya membutuhkan seorang murid
yang dapat saya percaya di sekolah ini. Kebetulan Tiara bercerita kalau
sahabatnya bersekolah di sini. Kata Tiara juga kamu anak yang baik dan bisa
menyimpan rahasia” jelas Bapak itu.
“Lalu
apa yang bisa saya bantu Pak?” tanya ku.
“Sebenarnya
ini hal yang sangat sulit. Tapi ini demi kepentingan orang banyak. Jadi
sebenarnya saya ini seorang mata – mata dari kepolisian. Sekolah ini menjadi
target salah seorang teroris dan kabarnya teroris itu adalah salah seorang
guru. Karena saya hanya bisa menyamar sebagai tukang kebun, saya tidak bisa
memperhatikan lebih jelas gerak gerik guru – guru di sekolah ini.” Jelas Bapak
itu, dia lalu melanjutkan kalimatnnya “saya percaya kalau Nak Cinta ini adalah
anak yang baik dan perduli dengan sesama. Saya harap nak Cinta mau membantu
saya untuk melihat guru – guru siapa saja yang sering membawa korek api dan
benda tajam di ke sekolah, karena benda sederhana itu bisa menjadi sangat
berbahaya di tangan teroris. Nak Cinta cukup mengambil paksa barang – barang
seperti itu, karena mereka tidak bisa diperkalukan dengan halus lagi”
Sebenarnya
aku sedikit bingung. Tapi ntah kenapa aku merasa ini seperti tantangan menarik
dalam hidup ku. Selama ini aku hanya melewati kehidupan yang datar – datar saja
dan saat ini ada orang penting yang percaya dengan ku untuk melindungi orang
banya. Ini benar – benar penghargaan untuk ku. “Baik Pak, saya akan melakukan
hal itu sebisa ku” jawab ku kepada Bapak itu.
Tidak
lama kemudian, bell masukpun berbunyi, aku lalu pamit kepada pasangan itu dan
kembali melakukan aktivitas ku di sekolah seperti biasanya.
***
Semenjak
diberitahu mengenai teroris yang menyamar sebagai guru di sekolah ku, aku
semakin sering memperhatikan lingkungan di sekitar ku. Beberapa kali aku
merampas korek api dari beberapa guru laki – laki di sekolah ku, hal tersebut
membuat ku berkali – kali masuk ruang BK. Karena guru – guru itu juga melakukan
kesalahan, maka aku tidak di hokum. Tapi, tindakan tidak sopan ku itu tetap
mendapatkan ceramah.
Aku
tidak bisa membicarakan hal ini kepada orang – orang. Karena, jika rahasia
Bapak tukang kebun itu terbongkar, teroris itu bisa saja diam – diam kabur dari
sekolah ini dan pihak kepolisian akan kehilangan jejaknya lagi.
***
Akhir –
akhir ini Cinta menjadi semakin aneh. Dia seperti ketakutan saat melihat guru
membawa korek api, padahal itu hal yang wajar kalau guru itu ingin merokok.
Walau sebenarnya tidak diperbolehkan di sekolah ini, tapi kenapa Cinta harus
merampasnya?
Beberapa
kali Cinta juga bolos kelas. Saat ku tanya dia hanya bilang lagi nggak enak
badan dan istirahat di UKS. Ada apa dengan anak ini sebenarnya?
Pada
suatu siang, Cinta meminta tolong sesuatu kepada ku “Ton… kalau kamu melihat
ada guru yang membaca korek api atau benda tajam, tolong bilang ke aku yah.”
“Untuk
apa sih Cin?” tanya ku.
“Nggak
usah banyak tanya, kalau ada tinggal bilang aja” katanya.
“Kamu
mau masuk ruang BK lagi?” tanya ku pada Cinta, karena dia sudah tiga kali masuk
ruang BK karena merebut korek api beberapa guru.
“Demi
kepentingan orang banyak Ton” jawab Cinta.
Anak ini
sakit jiwa pikir ku “liat nanti deh Cin” jawab ku ke Cinta.
“Terimakasih
Toni” Cinta lalu tersenyum kepada ku, dan dia sangat manis.
***
Hari itu
Jumat dan pelajaran kedua lagi kosong. Aku duduk diam di bangku ku. Tiba – tiba
saja Ibu penjaga UKS datang ke kelas dan mengajak ku ke UKS, katanya ada hal
penting yang ingin di sampaikan Bapak tukang kebun. Aku lalu mengikutinya ke
UKS.
Saat
masuk ke dalam UKS, saya melihat Bapak tukang kebun sudah duduk dan terlihat
sangat cemas.
“Akhirnya
kamu datang juga Nak” kata Bapak itu.
“Ada apa
Pak?” tanya ku yang juga ikutan panic.
“Saya
mendapat kabar dari pusat kalau terorisnya sudah diketahui identitasnya” jelas
Bapak itu.
“Lalu?”
tanya ku dengan begitu antusias.
“Dia
adalah guru Biologi mu, Pak Herman. Kamu ingat? Kemarin kamu sempat merebut
korek api miliknya? Tanyak Bapak itu.
“Iya
ingat Pak” kata ku.
“Siang
ini juga kita akan melakukan aksi penangkapan” jelas Bapak itu “Pak Herman akan
mengajar di kelas mu pada jam terakhir. Kamu bawa pisau ini, sebisa mungkin
kamu lumpuhkan kakinya dengan pisau ini agar dia tidak lari dan saya akan
membawa beberapa anggota saya untuk menangkapnya”.
“Apa
saya harus melukainya Pak” tanya ku dengan ragu kepada Bapak itu.
“Harus,
karena jika tidak dia akan melukai banyak anak hari ini juga” jawab Bapak itu.
Aku
tidak ingin ada orang lain tidak bersalah terluka, maka aku menyanggupi
permintaan Bapak tukang kebun itu. Ku terima pisau yang ia berikan dan menyelipkannya
di balik baju ku. Setelah itu aku kembali ke kelas dengan detak janjung yang
rasanya semua orang akan bisa mendengarnya.
***
“Ton…
ini nomor Ibu ku” kata Cinta pada ku sambil menyerahkan sebuah kertas yang
berisikan nomor telepon.
“Untuk
apa?” tanya ku sambil memegang kertas itu.
“Sepertinya
hari ini aku akan melakukan hal yang berbahaya, kalau ada apa – apa tolong
telepon Ibu ku” jelas Cinta pada ku.
Ada apa
lagi sih dengan anak ini “kamu mau ngapain lagi? Mau ngerampas korek guru –
guru lagi? Nggak usah aneh – anhe deh…” kata ku ke Cinta.
“Nggak,
bukan itu. Kamu liat nanti aja deh” jawab Cinta.
Setelah
itu guru Biologi masuk dengan membawa beberapa alat dari laboratorium. Selagi
guru itu meletakkan barang – barang itu, Cinta berjalan menuju guru itu dan dia
membawa pisau?
“Cinta…”
aku lalu berteriak dan membuat seluruh kelas memperhatikan Cinta. Tapi, hal
tersebut tidak membuat Cinta berhenti dan dengan cangat cepat ia tancapkan
pisau itu pada kaki guru Biologi kami.
Anak –
anak lain langsung histeris dan meninggalkan kelas.
“Apa
yang kamu lakukan Cinta?” tanya guru itu.
“Kamu
teroris? Mengaku saja, identitas mu sudah ketahuan dan sebentar lagi polisi
akan ke sini, jangan harap kamu bisa melukai orang – orang di sini” jawab Cinta
dengan penuh emosi.
“Kamu
bicara apa?” tanya guru itu lagi.
“Kamu
tidak usah mengelah, aku sudah tahu semuanya” jawab Cinta.
“Cinta?
Kamu kenapa?” Tanya ku pada Cinta.
“Dia
teroris Toni… Ibu penjaga UKS dan tukang kebun yang mernah mengejar ku itu
adalah mata – mata dari kepolisian yang sedang memata – matai si teroris ini”
jelas Cinta sambil mengarahkan pisau penuh darah itu ke arah Pak Guru.
Tidak
butuh waktu lama beberapa guru datang dan berusaha menghentikan perbuatan
Cinta. Cinta memberontak dengan mengacungkan pisau yang ia pegang. Hal tersebut
dilumpuhkan oleh guru olah raga yang langsung merampas dengan paska pisau itu
setelah Cinta di jatuhkan ke lantai.
Guru
Biologi kami langsung dilarikan ke rumah sakit karena luka tusukannya bukan
cuman satu dan sangat parah. Sedangkan Cinta? Sepertinya ada yang menelepon
polisi hingga Cinta di bawa oleh beberapa orang polisi.
Aku lalu
mengingat kertas yang diberikan Cinta pada ku. Langsung saja ku telepon Ibu
Cinta.
“Halo
Bu…” kata ku.
“Iya…
ini dengan siapa yah?” jawab ibu Cinta dari seberang telepon.
“Saya
Toni Bu, Cinda mendapat sedikit masalah di sekolah” kata ku ke Ibu Cinta.
“Masalah?
Baiklah, saya akan ke sekolah sekarang” Ibu Cinta terdengar begitu panic.
“Tidak
Bu… sepertinya langsung ke Polres saja” jawab ku.
“Polres?”
tanya Ibu Cinta
“Iya Bu,
Cinta baru saja di bawa ke sana”
“Baiklah
Nak Toni, terimakasih atas kabarnya” Ibu Cinta lalu menutup telepon. Beliau
terdengar begitu panic.
***
Aku akan
melakukan hal gila hari ini. Aku tahu perbuatan ku pasti akan menimbulkan pro
dan kontra dari berbagai pihak. Tapi, sekali lagi ini hanya demi kepentingan
orang banyak. Aku tidak ingin banyak orang yang terluka, walau diantara mereka
hanya Toni yang dekat dengan ku. Karena pasti akan terjadi hal yang aneh, aku
memberikan nomor telepon ibu ke Toni untuk berjaga – jaga.
Guru itu
masuk dengan membawa beberapa barang dari laboratorium, saat melihatnya rasanya
aku sudah mulau panas dan ingin langsung membunuhnya saja. Tapi, tentu saja aku
tidak bisa berbuat semau ku. Aku hanya perlu untuk melumpuhkannya saja, selebihnya
biar di urus oleh pihak – pihak yang berwajib.
Langsung
saja aku maju ke depan dan tidak memperdulikan reaksi orang – orang di
sekeliling ku. Ku ayunkan pisau yang ku bawa itu beberapa kali ke kaki guru itu
hingga guru itu tidak bisa melawan sama sekali.
Sekilas
aku melihat anak – anak sekelas berlarian untuk meninggalkan ruang kelas. Guru
itupun mencoba untuk membela diri. Dia hanya tidak tahu kalau aku sudah
mengetahui kedoknya yang sebenarnya. Tentu saja semua pembelaan tidak
berpengaruh untuk ku.
Beberapa
menit kemudian guru – guru masuk. Tapi, tak ada satupun yang membela ku. Aku
mencoba untuk memberitahu mereka yang sebenarnya, tapi tak ada yang percaya
pada ku.
Setelah
guru teroris itu di bawa ke rumah sakit, beberapa polisi masuk ke dalam kelas.
Aku merasa keberuntungan berada di sisi ku. Tapi ternyata aku salah. Polisi itu
malah mebawa ku ke polsek terdekat.
Apa yang
sebenarnya terjadi? Kenapa malah berbalik seperti ini. Apa para polisi itu lupa
kalau target sebenarnya adalah si teroris itu?
***