Tuesday, July 31, 2018

RETAK

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Membuka hati kepada orang lain dan memulai adaptasi yang tentunya akan memakan banyak waktu. Mulai mengenal dan saling memahami satu sama lain bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi jika kau sudah lama bersama orang yang lama dan memutuskan untuk berpisah. Kebiasaan yang telah lama di jalani dengan orang tersebut tantunya akan berbeda derastis dengan orang yang baru.

Hal tersebut bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan begitu saja. Tapi, akan beda cerita jika kau menemukan sisi yang kau dambakan pada orang lama tapi ada pada orang baru tersebut. Pada kenyataannya, setiap orang itu berbeda - beda dan tidak ada yang sempurnah. Tapi sisi egois dalam diri ku sepertinya sedang dominan pada saat itu.

❤❤❤

Dalam suatu hubungan terutama pada hubungan jarak jauh akan sangat membutuhkan komunikasi. Bagi manteman yang pernah atau sedang menjalaninya tentu menyadari hal tersebut. Aku tahu Anggi adalah orang yang seperti apa banyak cueknya. Memang seperti itulah dia. Aku tidak bisa mengatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang tidak ku sukai. Karena pada dasarnya aku memang menyukai lelaki yang misterius. Tapi, ini sudah keterlaluan menurut ku.

Mungkin aku semakin menyadari hal tersebut semenjak waktu ku semakin longgar dan waktunya semakin sempit. Terkadang akupun bingung apakah hal tersebut bisa menjadi landasan ku untuk mengakhiri segalanya. Tapi, wanita mana yang bisa bertahan hanya dengan satu atau dua pesan singkat setiap harinya. Atau bahkan tidak ada. Ntah aku yang terlalu kesepian atau memang hal tersebut merupakan hal yang wajar.

Banyak hal yang telah kita perjuangkan bersama. Ntah sudah berapa pertengkaran yang pada ujungnya bisa berakhir bahagia. Tapi, untuk kali ini akankah benar - benar menjadi yang terakhir? Pada usia saat ini memang merupakan peralihan usia dari masa remaja ke masa dewasa yang tentunya malu kalau aku bertindak kekanak-kanakkan dan terlalu sulit untuk menjadi dewasa.

Terlalu banyak hal yang ku pendam dan sulit untuk meluapkan segalanya. Aku tidak suka dengan posisi dimana aku harus menunggu suatu kepastian yang ntah akan menjadi pasti atau hanya sekedar angan semata. Rasanya semakin sulit untuk menstimulus hal - hal positif bagi diri ku sendiri. Rasanya sulit untuk berkata sabar dan menasehati diri sendiri lagi. Ingin rasanya teriak dan meluapkan segalanya, menghamburkan isi meja rias ku, membanting segala piring - piring dan gelas yang terbuat dari kaca, mengacak - acak kamar ku hingga membuat segalanya berantakan. Tapi, itu bukan aku. Bukan cara ku untuk melampiaskan emosi ku. Walau memang kuakui, aku membutuhkan itu.

❤❤❤

Disaat hubungan ku sedang kacau, sepertinya hidup ini menjadi sedikit adil pada ku. Suasana tempat ku kerja memang semakin berantakan dan aku tidak perduli itu. Aku diharapkan tidak mengetahui banyak hal di tempat itu. Walau pada kenyataan banyak hal yang kuketahui dari berbagai pihak. Aku mencoba untuk mengikuti alur dan menjadi apa yang diharapkan perusahaan terhadap ku. Mengerjakan apa yang harus ku kerjakan dan tidak ikut campur terhadap kepentingan karyawan lain. Aku tidak mencari musuh dan tidak ingin menjadi pahlawan kesiangan pula.

Tapi, bukan itu hal yang akan ku fokuskan. Suasana tempat ku kerja menjadi ramai. Orang cabang lain datang ke jatim untuk membantu mengurusi masalah yang ada di jatim. Aku jadi banyak menghabiskan waktu di kantor. Berinteraksi dengan orang - orang baru (walau kebanyakkan isinya hanyalah modus yang tidak begitu ku hiraukan). Pada kenyataannya aku kesepian dan butuh tempat untuk cerita. Walau yang kuceritakan bukanlah hal yang penting. Tapi, aku butuh berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

Dari sekian orang yang ada dan mencoba untuk mengeluarkan candaan - candaan hingga gombalan yang tentunya tidak akan mempan terhadap ku, fokusku malah terhadap dia yang bahkan untuk berbicara sepatah katapun tidak.

Sekian dulu yah untuk update kali ini. Siapa orang itu dan bagaimana hubungan ku dengan Anggi kedepannya akan aku bahas pada part part di minggi - minggi selanjutnya πŸ˜‰ Terimakasih sudah membaca Catatan Anak Rantau 😊
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Tuesday, July 24, 2018

SENDIRI

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Pernahkah kalian merasa benar - benar sendiri dalam kehidupan yang kalian jalani? Semacam depresi, tapi ya nggak separah itu sih. Rasanya pengen nangis, tapi terlalu malu dengan usia saat ini. Memang sih, untuk mengekspresikan emosi itu tidak ada batasan usia yang bisa menjadi alasan. Tapi, kalau kalian adalah tipe orang yang ingin dipandang selalu bahagiah mungkin kalian akan paham dengan maksud ku πŸ˜•

Tepatnya saat libur lebaran di tahun 2017 sudah selesai. Aku menghabiskan banyak waktu di Kendari dan membuat aku menjadi nyaman lagi di tempat tersebut. Kalau ManTeman sudah membaca kisah ku sebelumnya, ManTeman pasti tahu kalau aku sudah nggak kerja lagi. Jadi kehidupan ku selama beberapa bulan itu full untuk kuliah. Berhubung aku kuliah malam, kahidupan ku menjadi seperti kelelawar. Saat mentari terbit aku tidur dan menjelang mentari terbenam aku malah terjaga 😞

Saat itu hubungan ku dengan Anggi ntah kenapa menjadi sangat renggang. Aku coba mengerti dengan posisinya yang sedang bekerja. Tapi, disetiap kali aku mencoba untuk mengerti akan hal itu malah membuat jiwa kekanak - kanakan ku semakin menjadi - jadi 😀 Jiwa kekanak - kanakan yang aku maksud adalah marah - marah nggak jelas dan merasa nggak dianggap sama sekali 😦 Yah... untuk mengerti diri ku sendiri bukan hal yang mudah untuk ku. Rasanya aku lebih bisa memahami penjelasan tentang teori psikologi dibandingkan diri sendiri 😲

Ada penyesalan untuk hal yang aku jalani saat itu? Tidak, aku tidak ingin menyesali hal - hal yang sudah terlanjur terjadi. Aku berusaha untuk mencari kesibukkan. Kembali ku sebar surat lamaran kerja kemana - mana. Karena proses memang tidak akan mengkhianati hasil, akhirnya aku menemukan pekerjaan yang lumayan lah 😊

Aku kembali bisa mengatur waktu ku senormal mungkin. Pagi kerja dan malamnya kuliah. Aku nggak bisa menjelaskan detil pekerjaan ku itu seperti apa, jadi akan ku jelaskan secara garis besarnya saja yah πŸ˜‰ Jadi aku kerja semacam proyek sebagai admin project. Tugas aku hanya memantau seberapa besar perkembangan pekerjaan project tersebut, buat laporan dan kirim e-mail. Bukan hal yang sulit untuk ku lakukan. Karena aku hanya menerima data dari lapangan dan melempar data itu ke atasan. Kira - kira seperti ituπŸ‘©


Tapi, karena pekerjaan ku tidak sebanyak dengan kerjaan sebelumnya, aku merasa terlena dengan keadaan dan menjadi sedikit malas mungkin. Aku datang ke (sebut aja kantor) suka - suka aku jam berapa, pokoknya pagi lah. Kadang malah hanya ke kantor sebentar, lalu lamanya di warkop sambil garap laporan 😐 Pokoknya aku merasa hanya sekedar makan gaji buta dan aku akuin hal tersebut 😐

Intinya aku mencoba untuk bersyukur dengan kemudahan hidup yang telah ku dapatkan. Tidak semua orang bisa mengalaminya. Walau dengan pekerjaan semacam itu, aku tidak mendapat teman dan menjadi Dita yang selalu merasa sendiri. Tapi, aku punya tempat dimana aku tidak merasakan hal itu. Kampus, mungkin hal tersebut merupakan salah satu yang membuat aku mencintai pendidikan ku πŸ’“

Tidak ada teman di kantor, tidak ada teman di kost, bahkan untuk sekedar teman chating sajapun sangat tidak ada. Anggi? Seperti yang aku bilang tadi, kami menjadi sangat renggang. Mungkin karena jarak, atau mungkin juga karena waktu. Waktu ku yang terlalu longgar dan waktunya yang terlalu sempit.😩

Ku akuin bukan hal yang mudah untuk ku membuka diri terhadap sebuah hubungan baik itu pertemanan atau lebih. Aku bisa mendapatkan banyak teman, tapi tidak untuk menjadi dekat dengan ku. Untuk kehidupan jauh dari keluarga mungkin itu merupakan tantangan terbesar untuk ku πŸ˜•

Sekian untuk part kali ini. Selanjutnya akan ku ceritakan lebih jauh bagaimana kerjaan baru ku merubah hidup ku πŸ˜‰ Terimakasih telah membaca dan semoga bisa menghibur ManTeman semua.
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Tuesday, July 17, 2018

LONG WEEKEND YANG SANGAT LONG :D

Assalamuaikum ManTeman πŸ™‡

Mayan lama yak nggak nulis πŸ˜… kemaren - kemaren emang ada posting sih, tapi kan yang aku posting tentang novel amatiran yang aku buat πŸ˜… Ok deh, kali ini aku balakan lanjut untuk ceritain catatan anak rantau yang semenarnya xixixixi 😁

Saat itu libur lebaran 2017, rasanya senang banget karena aku bakalan pulang selama 2 bulan. Wooo 😱 maklum lah ya, selama ini aku pulangnya paling hanya seminggu. Mentok - mentok yah 10 hari. Jadi kali ini benar - benar long weekend yang sangat long πŸ˜‚

Seperti bisa, saat perjalanan menuju Bandara Djuanda rasanya masih sama seperti 3 tahun yang lalu. Yah, masa dimana aku memutuskan untuk merantau ke kota yang benar - benar asing bagi ku. Sepanjang perjalanan Surabaya masih ramai dan panas tentunya. Sedangkan di bandarapun masih banyak manusianya. Banyak banget malah πŸ˜₯

Aku nggak bisa menceritakan secara detil bagaiman liburan ku selama 2 bulan itu. Yang pasti, selama 2 bulan itu semua perasaan campur aduk menjadi satu. Maafkan kalau ceritanya kurang runtut πŸ™

Selama liburan itu aku banyak jalan sama ponakan ku yang namanya Farah. Yah, biasalah mumpung di kendari mau dong menjelajah πŸ˜… Oh iya, walaupun aku besar di kendari, tapi tetap saja aku jarang banget jalan di sana. Tapi kali ini cukup berbeda xixixixi Seperti ini penampakkannya

Bukan cuman sama Farah, tapi sama beberapa teman ku. Aku benar - benar menghabiskan banyak waktu bersama mereka semua yang ku rindukan dan di tempat yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya πŸ’“
ini sama puput πŸ’“
ini sama dede sama puput di Bokori Island
ini sama anak genusdetra yang nggak pernah absen untuk ketmu tiap tahunnya πŸ’•
ini sama teman baru πŸ’—
Kira - kira seperti itulah. Menyenangkan? Tentu saja. Mereka adalah orang - orang membuat aku bahagiah di Kendari, selain keluarga tentunya. Tetap saja yang paling membahagiakan itu saat makan masakkan Ibu 😚

Apa bahagiahnya aja? Tentu saja tidak. Seperti yang aku bilang sebelumnya, perasaan campur aduk jadi satu.

Bapak beberapa kali masuk rumah sakit. Aku yang sebelumnya nggak pernah injak rumah sakit, kali ini harus ikut bermalam di rumah sakit. Rasanya setiap sujud hanya ada doa untuk kesembuhannya 😒 Aissss pokoknya sulit untuk diungkapkan dengan kata - kata.

Sampai - sampai aku berfikir kalau aku mungkin tertalu egois sama pendidikan ku. Yah, ku kejar semua yang ku inginkan dan kulupakan yang ku butuhkan 😒 Aku salah? Ntah lah, aku merasa bersalah saja.

Aku berfikir kenapa dua tahun masih kurang untuk ku merantau? Kenapa harus ambil S1 di luar kota segala? Kenapa tidak pulang dan kembali bergabung bersama keluarga? Kenapa pemikiran itu nggak ada sebelum aku ambil S1?😒 Tapi, tentu saja di setiap tindakan ada konsekuensi yang harus kita tanggung dan inilah konsekuensi yang harus ku tanggung.  Aku mencintai keluarga ku tanpa terkecuali, walaupun aku bukan orang yang mudah untuk mengungkapkan rasa itu.

Tapi, ada satu hal yang membuat ku bangkit dan tidak terus menerus menyalahkan keputusan ku. Aku sadar, apa yang telah ku ambil itu yang harus aku selesaikan. Saat itu aku lagi nunggu nilai - nilai ku keluar. Malam harinya aku lihat kalau ada satu matakuliah yang aku nggak lulus. Syok? tentu saja. Tapi, Alhamdulillah pagi harinya semua nilai masuk dan nilai ku benar- benar jauh dari harapan ku sebelumnya.

Penting? BANGET kalau buat aku. Bagai mana tidak, itu hal yang bisa buat Bapak tersenyum saat terbaring di rumah sakit 😭

Kalau kata kalian nilai itu nggak penting, yang penting itu skill nya, buat aku nggak begitu. Nilai dan skill itu benar - benar penting. Nilai penting untuk ku tunjukan ke orang tua ku bahwa aku benar - benar berjuang untuk pendidikan ku dan skill penting untuk fungsi ku di tengah masyarakat.

Secara keseluruhan aku bahagiah bisa pulang selama dua bulan. Aku bahagiah bisa ada di tengah - tengah orang yang ku sayangi. Aku bahagiah karena ini adalah moment setahun sekali untuk ku πŸ’“

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca Catatan Anak Rantau, semoga membawa manfaat (setidaknya pengisi kekosongan) untuk ManTeman semua.
Wassalamualaikum πŸ™‡
Share:

Friday, July 13, 2018

CINTA SEORANG SKIZOFERNIA - TERIMAKASIH

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Prolog πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan πŸ‘‰  http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA  πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan πŸ‘‰ https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213 
4. Pindahan πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1
6. Ibu Penjaga UKS πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-ibu-penjaga.html?m=1
7. Tukang Kebun Sekolah πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-tukang-kebun.html?m=1
8. Toni dan Ibu πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-toni-dan-ibu.html?m=1
9. Teroris πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-teroris.html?m=1
10. Kantor Polisi πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/07/cinta-seorang-skizofernia-kantor-polisi.html?m=1
11. Psikiater πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/07/cinta-seorang-skizofernia-psikiater.html

12. TERIMAKASIH



Cinta hanyalah 5 huruf yang tak bermakna jika mereka tidak di satukan. Begitu juga dengan ku, aku tidak akan memiliki bahkan tidak akan menemukan makna dari hidup ku jika aku tidak bertemu mereka. Mereka orang – orang yang sangat ku cintai tentunya.

Dengan memiliki mereka, aku tidak perlu takut untuk tidak di cintai, karena mareka telah memiliki banyak cinta untuk ku. Untuk aku, anak yang benuh dengan kekurangan. Sulit berinteraksi, bahkan memiliki catatan kejiwaan yang buruk.
***

Tiara… walau kamu hanya teman imajinasi ku, teman khayalan ku, halusinasi ku. Tapi, dengan adanya kamu, aku pernah menjadi Cinta yang di hargai. Aku pernah memiliki semangat walau hanya untuk memperkenalkan diri di depan kelas. Aku pernah memiliki kenangan yang indah walau itu ternyata ciri – ciri aku sakit jiwa.

Aku tidak pernah menyesali kehadiran Tiara dalam kehidupan ku. Karena Tiara hadir dengan membawa Cinta. Bukan Cinta nama ku, tapi cinta dalam artian kasih saying dan rasa penghargaan atas diri ku yang bukan apa – apa ini.

Terima kasih Tiara… terimakasih teman halusinasi ku. Dengan kehadiran mu, aku banyak mendapatkan hal positif yang mungkin tidak bisa di alami oleh orang – orang normal di luar sana.
***

Ibu penjaga UKS… sosok Ibu yang hadir sesuai dengan harapan ku. Dengannya aku mendapatkan Cinta yang sesungguhnya dari seorang Ibu. Aku benar – benar menikmati setiap detik bersamanya. Walau dengannya aku menjadi gila.

Terlepas dari belau hanya sekedar halusinasi ku saja, tak ada rasa penyesalan akan hadirnya. Dengan keberadaanya, aku bisa mendapat Cinta dari seorang Ibu.

Terimakasih Ibu penjaga UKS. Karena mu aku bisa menjadi anak yang merasakan kasih saying dan perhatian dari seorang Ibu.
***

Bapak tukang kebun… aku tidak menyangkan dengan hadir mu bisa membuat ku masuk kantor polisi. Itu adalah hal yang ingin ku tertawakan saat ini. Aku tidak akan menyalahkan mu yang hanya sekedar halusinasi ku itu. Tapi, aku ingin berterimaksih. Tanpa mu aku mungkin tidak pernah mengetahui tentang catatan kejiwaan ku ini.

Bapak tukang kebun juga sudah member ku Cinta, Cinta dalam bentuk kepercayaan. Walau apa yang dipercayakannya pada ku adalah hal yang negative. Tapi aku rasa kepercayaan itu adalah bentuk rasa Cintanya.
***

Ayah dan kedua Kakak ku… aku tahu kalian terlalu sibuk di luar sana. Tapi aku benar – benar mengharapkan kehadiarn kalian bukan hanya saat aku mengalami salah. Setidaknya itu adalah pemikiran ku dulu – dulu.

Ayah dan kedua Kakak ku… terimakasih… terimakasih karena kalian telah member ku Cinta… Cinta dalam diam kalian. Aku tahu, jauh dari tempat aku berada saat ini ada tiga orang lelaki yang selalu mendoakan kebaikkan untuk ku. Aku tahu ada seorang lelaki yang sedang berjuang untuk kehidupan ku.
***

Ibu… sebelum berterimakasih, aku perlu meminta maaf kepada mu. Banyak sekali kalimat dan tingkah laku ku yang pernah menggoreskan luka di hati mu. Meski begitu, kamu selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk ku.

Rasanya cinta tiada tara berasal dari hati mu. Ibu rela meninggalkan kesenangannya dalam bekerja dami dekat dengan ku, walau aku tidak menyambut hal tersebut dengan baik. Tapi, Ibu selalu berusaha untuk ku.

Ibu… aku merasa menjadi anak yang sangat beruntung saat ini. Karena aku mendapat Cinta yang begitu besar dari mu. Aku bahkan tidak tahu akan kah aku bisa memberikan cinta yang sama besarnya kepada anak – anak ku kelas?

Ibu… dari mu aku belajar bagaiman cara agar tetap tegar menjalani hidup. Dari mu aku mendapat semangat untuk terus makan obat – obatan yang membuat ku semakin lemah itu. Dari Ibu aku mendapat semangat untuk terus menjadi Cinta yang lebih baik terus untuk kedepan dan kedepannya lagi.

Ibu… terimakasih atas rasa cinta yang tak bisa aku khiaskan lagi dengan kalimat apapun itu. Tanpa mu, Cinta bukan apa – apa di dunia ini.
***

Anthony Putra Wardana yang saat ini menjadi kekasih ku… rasanya aneh dengan diri mu yang meminta ku untuk menjadi pacar mu di saat kamu mengetahui bahwa aku ada kelainan dalam catatan kejiwaan ku. Rasanya aneh dengan mu yang dengan lapang dada mengantar pacar mu yang gila ini ke klinik ke jiwaan di satiap minggunya.

Anthony Putra Wardana, kamu satu – satunya teman yang benar – benar nyata untuk ku. Satu – satunya teman yang bisa dilihat oleh orang – orang sekitar ku. Terimakasih karena sudah dengan lapang menjadi kawan wanita yang sedang sakit jiwa ini.

Anthony Putra Wardana, aku sendiri tidak mengerti dengan pemikiran mu yang meminta ku untuk menjadi pacar mu. Tapi, aku tahu kalau kamu sedang menghadirkan cinta dalam bentuk yang tidak bisa ku deskripsikan. Kamu memberi cinta dari hal yang seharusnya membuat orang membenci ku.

Anthony Putra Wardana, terimakasih karena telah menjadi pasangan yang menerima ku dengan segala kekurangan yang aku miliki. Terimakasih karena ada di masa – masa sulit dalam hidup ku. Terimakasih karena sedang berjuang menjadi dokter pribadi untuk ku.
***

Aku tidak pernah menyadari cinta – cinta yang hadir dalam hidup ku sebelumnya. Bukan karena aku menolaknya, aku hanya belum menyadari bahwa itu semua yang dinamakan orang – orang dengan sebutan Cinta.

Aku tidak tahu bagai mana mendeskrisikan mengenai hal abstrak yang satu itu. Tapi bagi ku hanya satu, bahwa cinta adalah mereka, mereka yang dengan tanpa alasan apapun memberi ku cinta di tengah kekurangan yang aku miliki. Cinta itu kita, lima huruf yang tak akan memiliki makna jika tak bersama.

*TAMAT*

Share:

Thursday, July 12, 2018

CINTA SEORANG SKIZOFERNIA - PSIKIATER

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Prolog πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan πŸ‘‰  http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA  πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan πŸ‘‰ https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213 
4. Pindahan πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1
6. Ibu Penjaga UKS πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-ibu-penjaga.html?m=1
7. Tukang Kebun Sekolah πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-tukang-kebun.html?m=1
8. Toni dan Ibu πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-toni-dan-ibu.html?m=1
9. Teroris πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-teroris.html?m=1
10. Kantor Polisi πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/07/cinta-seorang-skizofernia-kantor-polisi.html?m=1

11.PSIKIATER

“Permisi Dek” suara itu dibarengi dengan sentuhan lembut pada pundak ku.


Kulihat seorang wanit muda dengan baju putih mencoba untuk membangunkan ku “Iya kak?” tanya ku pada orang tersebut.


“Cinta yah?” tanya orang tersebut.


“Iya saya Cinta” jawab ku.


“Saya dokter Sisi, ikut saya ke ruang konseling sebentar yah” ajak orang yang mengaku dokter itu.


Saat berdiri saya baru menyadari ternya saya masih di kantor polisi. Tanpa memperhatikan lebih lanjut orang – orang di sekitar ku, aku mengikuti dokter Sisi masuk ke dalam sebuah ruangan.



“Cinta apa kabar?” tanya dokter itu saat kami duduk berhaddapan.



“Buruk Dok. Tapi saya tidak sakit, kenapa dokter memanggil ku?” tanya ku ke dokter itu.


“Katanya tidak sakit tapi kok kabarnya buruk dek?” sudah lama rasanya aku tidak di panggil adek.



“Bagaimana tidak buruk dok, saya baru saja menangkap seorang teroris tapi saya malah dianggap penjahat dan di bawa ke kantor polisi. Sedangkan teroris itu malah mendapatkan layanan kesehatan” jelas saya ke Dokter Sisi.


“Kenapa kamu bisa beranggapan kalau orang yang kamu tangkap itu seorang teroris?” tanya Dokter Sisi dengan penuh antusias.


Saya senang dengan cara Dokter Sisi mengajukan pertanyaan demi pertanyaan untuk ku. Saya merasa seperti dihargai dalam setiap kalimat yang saya lontarkan. Sayapun dengan terbuka menceritakan tentang Ibu penjaga UKS, Bapak tukang kebun dan juga tentang sahabat ku Tiara. Bukan cuman itu saja, saya juga menceritakan tentang Ibu, Ayah, saudarah – saudarah ku, juga tentang pertemanan ku.


Dokter Sisi benar – benar mendengarkan dengan penuh antusias. Saya senang, saya merasa mendapat perhatian di tempat ini. Saya ingin terus bercarita dengan Dokter Sisi.


“Apa yang kamu fikirkan tentang Ibu penjaga UKS itu?” tanya dokter sisi di tengah – tengah perbincangan kami.


“Aku berharap memiliki Ibu sepertinya. Dia baik, perhatian dan juga lembut. Kenapa Ibu saya tidak seperti dia? Apa saya harus menyuruh Ibu saya belajar pada Ibu penjaga UKS itu yah Dok?”


Setelah itu Dokter Sisi banyak memberi aku beberapa nasehat yang benar – benar bisa membuat aku merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.



Hingga akhirnya Dokter Sisi berkata “Cinta tahu nggak kalau Ibu penjaga UKS, Bapak tukang kebun dan sahabat kamu Tiara itu semua nggak ada?”


“Kok dokter berfikit demikian?” tanya ku dengan heran.


“Iya sayang… mereka semua hanya teman – teman dalam dunia imajinasi mu saja” jawan Dokter Sisi.


Aku benar – benar tidak bisa menerima perkataan Dokter Sisi. Tapi, Dokter itu menjelaskan dengan detil dan sangat lembut yang membuat saya tidak ingin marah dengannya. Saya tidak ingin melukai hati Dokter Sisi.


Saya mencoba menerima perkata Dokter Sisi walau sebenarnya sangat tidak masuk akal menurut ku. Tapi, setelah ku fikir – fikir lagi benar juga, mana ada seorang utusan polisi yang mempergunakan murid SMA sebagai orang yang bisa melumpuhkan teroris.


“Lalu saya gila dok?” tanya saya kepada Dokter Sisi di akhir perbincangan kami.



“Tidak gila, kamu hanya sedikit berbeda Dek” jawab Dokter Sisi. Setelah itu saya mendapat manya informasi mengenai halusinasi yang saya alami dan bagaimana cara menanganinya.

***



Saat Cinta keluar dari ruang konseling, saya secara reflex berdiri “Dokter Sisi?” tanya saya saat melihat Dokter yang berdiri di belakang Cinta. Dia adalah psikiater yang pernah saya mintai kartu tanda pengenalnya.


“Loh Ibu ternyata. Bisa ikut saya ke dalam dulu Bu?” ajak Dokter Sisi dengan lembut, lalu dokter itu itu berkata pada Cinta “Cinta duduk sama temannya dulu yah dek”.



“Iya Dokter” jawab Cinta.


Saya lalu masuk bersama Dokter Sisi ke dalam ruang konseling itu. Saat duduk berdepanan, Dokter Sisi berkata “apa ibu siap dengan kondisi apapun yang menimpa anak Ibu?”


“Apapun itu saya harus siap dan saya harap Dokter Bisa membantu saya untuk menemukan solusinya” kata saya ke Dokter Sisi.


“Baiklah Bu… jadi Cinta terdiagnosi Skizofernia. Hal tersebut membuat Cinta mengalami halusinasi – halusinasi seperti munculnya tokoh Tiara, Ibu pendaja UKS dan Bapak tukang kebun. Saya rasa Ibu pasti sudah tahu dari penjelasan polisi tadi”


“Lalu Dok?”


“Sosok Tiara ini timbul akibat Cinta yang kesepian dan tidak memiliki teman, sedangankan sosok Ibu penjaga UKS ini timbul akubat harapan Cinta untuk mendapatkan perhatian dari seorang Ibu dan untuk sosok Bapak tukang kebun saya rasa timbul dari rasa Cinta yang ingin dipercayai oleh orang – orang disekelilingnya”


“Apa Cinta bisa sembuh Dok?”


“Sembuh secara total tidak, tapi untuk mengurangi bahkan menghilangkan halusinasi yang Cinta alami bisa dengan mengkonsumsi beberapa obat yang akan saya tuliskan nanti. Gangguan Skizofernia ini membuat Cinta tidak bisa membedakan yang mana kenyataan dan yang mana halusinasinya, dengan obat yang akan saya berikan bisa membantu Cinta untuk membedakan kedua hal tersebut.”



“Terimakasih banyak atas bantuannya Dok” kata saya kepada Dokter Cinta di akhir pembicaraan kami. Saya lalu keluar dari ruang konseling tersebut dan mengurus beberapa hal di pihak kepolisian untuk kelanjutan kasus Cinta.

***



Saat Ibu dan Dokter Sisi masuk, saya duduk di samping Toni dengan fikiran tentang apa yang sudah saya alami. “Ton…” kata ku ke Toni.


“Ada apa Cin?” tanya Toni.


“Aku gila. Kamu masih mau jadi teman ku?”


“Nggak Cin”


“Kenapa?”


“Aku nggak akan jadi teman kamu kalau kamu mau jadi pacar ku. Tapi kalau kamu nggak mau, aku mau kok jadi teman kamu”


“Maksudnya?”


“Maksudnya, kamu mau nggak jadi pacar ku?”


“Aku ini Gila Toni…”


“Kalau kamu gila, aku tinggal belajar sungguh – sungguh dan berusaha masuk kedokteran lalu ambil spesialis jiwa agar kamu tidak perlu di rawa dengan dokter yang nggak kamu kenal”



“Tapi Ton…”


“Kamu mau nggak jadi pacar aku Cin?”


“Aku mau Ton”


“Bagus deh… Maaf yah nggak romantic, tembanya di kantor polisi pula”


“Nggak apa – apa Ton… aku suka kok. Terimakasih yah”


“Untuk?”


“Karena kamu mau terima aku yang gila ini”


“Aku nggak perduli Cinta… intinya aku sayang sama kamu”


Aku benar – benar tidak menyangka kalau Toni malah akan mengak ku pacaran di saat dia sendiri mengetahui kalau kejiwaan ku memang tidak baik. Aku sangat bersyukur memilikinya dalam hidup ku yang penuh kekurangan ini.


Tidak lama setelah itu ibu keluar dan mengurus beberapa hal dengan polisi. Aku tidak di tahan, tapi sebagai gantinya aku harus mengunjungi klinik Dokter Sisi seminggu sekali. Dan sekolah ku, aku dikeluarkan dari sekolah dan harus mencari sekolah baru lagi.


Setelah magrib semua urusan terselesaikan dan kami bisa pulang ke rumah. Ibu membawa mobil dan Toni ditawarin Ibu untuk diantar sampai rumahnya. Selama perjalanan rasanya sangat sunyi tak ada yang membuka pembicaraan.


“Terimakasih Bu…” kata Toni saat turun di depan rumahnya. Setelah itu mobil melaju menuju rumah.


Saat tiba di rumah, Ibu langsung berkata “Maafkan Ibu Nak”


“Maafkan Cinta juga Bu” kalimat itu sangat berat ku ucapkan, tapi ada rasa yang mengalahkan ego ku itu.


Setelah itu Ibu memeluk ku dan menangis. Akupun ikut menangis dibuatnya. Aku benar- benar tidak pernah melihat Ibu menangis sebelumnya dan aku tidak pernha menangis di depan Ibu kecuali saat aku masih bayi. Tapi, pada malam itu aku merasa kami dengan saling menukar parasaan. Aku turut merasakan sedih yang Ibu rasakan dan Ibu turut merasakan sedih yang aku rasakan.

***



Setelah kejadian malam itu, hubungan ku dengan Ibu menjadi sangat baik. Walau Ibu sibuk dengan Toko Rotinya, tapi dia akan tutup saat sore hari dan menemani ku mengerjakan hal apapun itu di rumah.


Aku bahkan beberapa kali bercerita tentang Toni ke Ibu. Aku menjadi anak yang terbuka pada Ibu semenjak kejadian di kantor Polisi itu.


Aku juga mendatangi guru yang telah ku lukai dan meminta maaf padanya. Dan syukur saya guru itu tidak menyimpan benci terhadap ku. Aku memang tidak berharap untuk kembali ke sekolah itu, tapi aku tidak ingin meninggalkan kesan yang lebih buruk lagi.


Dokter Sisi? Aku selalu bertemu dengannya di akhir pecan. Aku selalu diperi beberapa obat yang tidak boleh berhenti ku minum pada waktunya. Sebenarnya obat – obat itu membuat ku sulit untuk beraktivitas dengan aktif, tapi setidaknya aku tidak merugikan banyak orang itu sudah lebih dari cukup.


Ayah sudah mengetahui kondisi ku. Stelah tahu ia langsung mengambil cuti beberapa minggu dan kami menghabiskan cuti ayah dengan bersantai di rumah. Bukan cuman Ayah, tapi kedua Kakak dan istrinya datang ke rumah dan rumah itu benar – benar sangat ramai serta mengasikkan.



Toni, dia ikut pindah sekolah dengan ku. Anak itu sering sekali menemani ku ke Dokter Sisi dan ikut nimbrung saat membicarakan kondisi ku. Aku rasa dia benar – benar tertarik dengan dunia kejiwaan.


Aku merasa bahagiah dengan keadaan ku sekarang. Walau kenyataannya aku tahu, kalau aku adalah seorang Skizofernia.

***
 
Share:

Monday, July 9, 2018

CINTA SEORANG SKIZOFERNIA - KANTOR POLISI

Assalamualaikum ManTeman πŸ™‡

Aku mau ngelanjutin cerita yang judulnya "Cinta Seorang Skizofernia". Tapi, bagi ManTeman yang belum baca tulisan saya sebelumnya, ada baiknya di baca dulu biar paham alur ceritanya 😊 Link nya ada di bawah ini yahh πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Prolog πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-prolog.html
1. Kelulusan πŸ‘‰  http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-kelulusan.html
2. SMA  πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-sma.html
3. Persiapan Pindahan πŸ‘‰ https://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-persiapan.html?showComment=1527177845795#c1682519686773399213 
4. Pindahan πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/05/cinta-seorang-skizofernia-pindahan.html
5. Sekolah Baru πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-sekolah-baru.html?m=1
6. Ibu Penjaga UKS πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-ibu-penjaga.html?m=1
7. Tukang Kebun Sekolah πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-tukang-kebun.html?m=1
8. Toni dan Ibu πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-toni-dan-ibu.html?m=1
9. Teroris πŸ‘‰ http://catatanaanakrantau.blogspot.com/2018/06/cinta-seorang-skizofernia-teroris.html?m=1

10. KANTOR POLISI

Saat di kantor polisi aku diajukan beberapa pertanyaan. Tentu saja aku menjawab seperti apa adanya. Tak ada sedikitpun hal – hal yang ku sembunyikan. Namun, hal tersebut malah tidak dipercaya oleh para polisi itu.

Beberapa lama di kantor polisi, Ibu datang. Sepertinya Toni yang member tahu. Syukurlah, semoga Ibu bisa membela ku dan membuat ku keluar dari tempat ini.

Belum sempat Ibu berbicara dengan ku, Ibu diajak untuk berbicara dengan salah seorang polisi dalam suatu ruangan. Cukup lama Ibu di ruangan itu dan membuat ku lelah menunggu.
***

Saya sedang melayani beberapa pelanggan yang datang ke toko roti saya. Cukup ramai pelanggan hari ini yang membuat saya tak henti – hentinya bersyukur. Ntah kenapa fikiran saya lalu tertuju pada Cinta. Sepertinya walau tetap di rumah saya tetap tidak memiliki waktu yang banyak untuk Cinta.

Beberapa saat setelah itu telepon genggam saya berbunyi dan itu panggilan dari nomor yang tidak pernah saya simpan sebelumnya.

Singkat cerita yang menelepon itu ternyata Toni temannya Cinta. Kabarnya Cinta ada masalah dan di bawa ke kantor polisi. Tentu saja saya kaget saat mengetahui kalau Cinta sampai di bawa ke kantor polisi. Sebesar apa masalah yang ia buat. Tanpa pikir panjang saya langsung menutup toko dan pergi ke kantor polisi sesuai arahan dari Toni.

Saat tiba, saya melihat Cinta dengan seragam yang penuh bercak merah. Apa itu darah? Atau hanya cairan kimia? Apa yang terjadi sebenarnya? Banyak sekali pertanyaan yang ingin saya ketahui jawabannya.

“Ibu dari saudari Cinta?” tanya salah seorang polisi sebelum saya menghampiri Cinta.

“Iya benar” jawab saya singkat.

“Bisa ikut saya?” ajak polisi itu. Tanpa mengeluarkan kalimat apapun, saya mengikuti polosi itu masuk ke dalam suatu ruangan.

Dalam ruangan itu ada Toni duduk di sebuah kursi. Saya pun di persilahkan untuk duduk di samping Toni.

“Jadi anak Ibu telah melukai salah satu gurunya yang dianggapnya itu teroris” jelas polisi itu dengan singkat.

“Melukai? Teroris? Maksudnya apa Pak? Saya benar – benar tidak mengerti dengan kasus yang menimpa anak saya” tanya saya pada Polisi itu.

“Jadi gini Bu, anak Ibu berfikiran kalau gurunya itu adalah seorang teroris yang anak mencelakai teman – temannya. Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan tidak ada satupun modus dalam kasus ini selain gangguan mental yang sepertinya dialami oleh anak Ibu. Kebetulan Ibu ada di sini saya juga ingin menanyakan beberapa hal tentang anak Ibu” jelas polisi itu.

Saya menjadi paham apa yang terjadi saat ini dan sepertinya saya sudah terlambat untuk bertindak membawa Cinta ke psikiater. “Baik pak, apa yang bisa saya bantu?” tanya saya ke polisi tersebut.

“Apakah Ibu mengenal Tiara?” tanya polisi itu.

“Saya juga tidak begitu yakin Pak. Tapi, selama di Surabaya Cinta mengaku memiliki teman yang bernama Tiara. Tapi, saya sendiri tidak pernah melihat temannya tersebut walau dia mengatakan temannya ada di samping saya” jelas saya apa adanya pada polisi tersebut.

“Sepertinya apa yang saya fikirkan bernar terjadi. Tapi saya tidak memiliki hak apapun untuk menyimpulkan hal – hal yang berbau klinis seperti ini. Toni teman anak anda tadi juga sudah menceritakan kalau Cinta sering bertemu Ibu pengjaga UKS dan Bapak tukang kebun sekolah yang dipercaya Cinta sebagai Paman dan Bibi dari Tiara. Tapi, pada kenyataannya orang – orang tersebut memang tidak ada di kehidupan nyata. Saat mewawancarai Cinta, dia sangat yakin kalau ketiga orang itu ada. Saat ini anak Ibu sepertinya sedang di tangani oleh seorang psikiater di ruang yang berbeda dan kita bisa mengambil kesimpulan dari hasil yang di dapatkan oleh psikiater tersebut” jelas Polisi itu.

Sebenarnya saya benar – benar kaget dengan apa yang terjadi saat ini. Tapi saya memiliki mental yang cukup untuk tidak bertindak ceroboh. Saya ingin yang terbaik untuk Cinta dan saya rasa dengan mendapatkan penanganan dari seorang psikiater adalah hal yang baik

Setelah berbicara panjang lebar dengan polisi itu, saya dan Toni dipersilahkan untuk menunggu di luar. Saat duduk di ruang tunggu itu, saya bertanya pada Toni “Apa kamu masih mau berteman dengan Cinta?”

“Maksudnya Bu?” tanya Toni pada saya.

“Iya… jika cinta memang mengalami gangguan pada mentalnya, apa kamu tidak takut dengan Cinta dan ingin meninggalkannya?” tanya saya pada Toni.

“Saya sudah berjanji untuk menjaga Cinta Bu. Lagi pula Cinta selalu baik ke saya, jadi tak ada alasan untuk saya menjauhinya” Jawab Toni.

Jawaban Toni membuat saya malu sebagai Ibu yang sempat putus asah untuk anak saya sendiri. Padahal ini semua salah saya yang tidak memiliki banyak waktu untuk Cinta. Bahkan Toni orang baru dalam hidup Cinta bisa menerima Cinta seperti apapun kondisi yang dialami Cinta.

“Terimakasih Nak Toni” ungkap saya kepada Toni.

Toni membalas dengan senyum dan berkata “Iya Bu”.

Saya lalu menunggu cukup lama di ruang tunggu itu sampai Cinta selesai di periksa.
***
Share: