Sunday, February 25, 2018

KERJAAN

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Kali ini aku mau ceritain sedikit mengenai kerjaan aku. Jadi, aku itu kerja di sebuat perusahaan Outsourching. Awal bekerja aku ditempatkan sebagai Admin Accounting. Emang sih sedikit ga sinkron dengan jurusan ku di LPK. Tapi, setidaknya adalah pelajaran Basic Accounting nya (walaupun aku sama sekali ga paham).

Jujur dari awal aku bingung kenapa di tempatkan di posisi tersebut. Karena saat interview aku mengatakan dengan terus terang kalau aku memang lemah dalam hitungan (bukan berarti ga bisa). Tapi segala sesuatunya memang harus di syukuri kan yah 😅

Foro bareng Acc & Tax

Aku satu ruangan dengan SPV Accounting ku dan dua orang Admin Pajak. Aku senang dengan suasana dalam ruangan itu, tapi tidak begitu dengan di luar. Mungkin karena aku butuh sedikit adaptasi keluar aja kali yah 😕

Beberapa bulan di tempatkan di Admin Accounting, aku lalu di pindahkan di Admin Recruitment. Karena pada saat itu aku lanjut kuliah jurusan Psikologi dan kebetulan posisi itu kosong. Jadi biar sinkron sama jurusan aku minta di pindahin aja 😇

foto bareng divisi SDM

Boleh di bilang aku ga ada masalah sama sekali dengan perusahaan itu. Juga sama orang - orang di dalam nya. Tapi mungkin karena aku kurang mengerti dengan cara bergaul orang - orang di dalamnya, aku jadi merasa kurang betah. Walau pada akhirnya aku bertahan selama satu setengah tahun di tempat itu.

Banyak hal baru yang aku dapatkan di tempat itu. Pertama mengenai akutansi, yahh saat di jelaskan di kelas aku bisa. Tapi tidak untuk pengaplikasiannya, dan selama menjadi admin Accounting aku jadi paham sedikit demi sedikit mengenai pembuatan laporan keuangan. Walaupun saat itu menggunakan aplikasi, jadi ga begitu ribet.

Selain itu juga aku jadi tahu kalau mencari seseorang untuk menempati posisi tertentu bukan hanya orang yang bisa atau berpengalaman atau punya dasar pendidikan dari posisi yang di tujunya. Tapi juga bagaimana ia bisa beradaptasi dengan lingkungan kantor yang tidak semua orang bisa lakukan.

Selain itu, aku juga tahu kalau ternyata menceritakan keburukan orang itu ga baik. Yahh berkali - kali aku menjumpai orang seperti itu dan keburukuan itu malah terjadi padanya 😒

Di kantor aku ga begitu memperkenalkan diri ku yang asli. Bagi aku, mereka hanya cukup tahu kalau aku baik aja. Karena aku sering menjumpai orang - orang yang saling menceritakan keburukan mereka satu sama lain yang menurut ku itu ga penting 😒 (mungkin ini juga yang buat aku ga betah).

Tapi, kuakuin tidak semua orang di kantor itu yang bertingkah demikian. Ada beberapa orang yang cukup membuat ku kagum. Salah satunya adalah manager SDM ku. Beliau sebenarnya sudah lulus S2 tekhnik, tapi saat itu lagi ngambil S1 Psikologi yang kebetulan satu kampus dengan ku (tapi angkatan diatas ku).

Ntah seperti apa aku bisa menggambarkannya. Tapi di mata ku, beliau selalu melakukan segala sesuatunya atas dasar kebaikan. Beliau juga beberapa kali meluangkan waktunya di hari libur untuk datang ke kantor mengajarkan ku beberapa materi kuliah yang telah ia pelajari, dan itu sangat membantu bagi ku beberapa semester belakangan ini 😚

Tapi sayang, orang baik memang selalu mendapat cobaan yang lebih untuk menguji kebaikannya. Karena beberapa hal beliau akhirnya keluar dari kantor dan itu tepat di hari ulang tahun nya 😢 Sehari setelah itu, aku dan beberapa orang anak SDM ke rumahnya untuk sekedar memberikan kue dan hadiah kecil sebagai bentuk rasa sayang kami kepada beliau

Sebelum lebaran aku memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut. Sebenarnya ga ada alasan yang serius, aku hanya ingin pulang lebih lama ke Kendari. Setidaknya aku sudah memiliki pengalaman setahun lebih di perusahaan tersebut.

Selama 3 tahun aku hanya pulang 2 kali dan itu hanya seminggu aja. Aku rasa kali ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir ku (sebelum mengakhiri masa perantauan ku) untuk menikmati waktu sedikit lebih lama di Kendari 😊

Saat itu juga Bapak belum benar - benar semubuh, jadi setidaknya aku ingin berada di sana dalam jangka waktu yang tidak sesingkat tahun - tahun kemarin. Seperti apa kisah ku di Kendari? Tetap setia baca Catatan Anak Rantau yahh... Terimakasih karena sudah membaca 😊

Wassalamualaikum 🙇
Share:

Friday, February 23, 2018

SPESIAL UNTUK PRIPALA MELVILLE (PART 3)

Asslamualaikum ManTeman 🙇

Selama menjabat sebagai seorang Ketum ntah hanya perasaan aku aja atau memang mereka semakin bercerai berai 😔 Sampai aku fikir mungkin kesalahan ada di aku. Ntah lah, mungkin memang aku yang ga becus dalam menyatukan mereka semua 😔 Setelah pendakian itu kebersamaan kami masih bisa berjalan hanya beberapa minggu saja, hingga akhirnya semua di sibukkan dengan rutinitas masing - masing.

Aku ga akan menyalahkan siapapun, karena ku akuin rutinitas ku di kampus yang baru juga semakin bertambah 😞 Hingga aku sendiri kebingungan dalam mengatur jadwal.

Masalah dengan LPK juga semakin ribet aja, berkali - kali kami gantian untuk menemui direktur dari LPK tersebut untuk membicarakan mengenai Pripala Melville. Dan hasilnya, yahh kami memutuskan untuk lepas dari LPK itu 😤

Keputusan untuk lepas tentunya bukan keputusan yang mudah. Karena jika lepas pun kami ga tahu status kami di masyarakat itu seperti apa.

Sebelum lepas, kami pun sudah coba untuk mendiskusikan mengenai hal tersebut dengan beberapa mapala senior. Tapi, LPK kami itu bukab Universitas atau lembaga pendidikan setara Universitas lainnya. Masa pendidikan kami terhitung singkat, di tambah lagi dengan tuntutan kerja di tahun kedua 😩 Kalau di fikir - fikir lagi saat ini, rasanya metode pendidikan yang seperti itu semakin mempersempit ruang kritis kami sebagai mahasiswa 😩

LPK itu memang pada dasarnya mempersiapkan kami untuk menjadi karyawan di masa muda kami. Bukan menjadikan media untuk kreatif. Jadi, aku pun ga menyalahkan LPK yang dengan mudah melepas kami. Toh kami memang beda sudut pandang dan ga bisa di satukan.

Yahh... seperti itu lah, pada akhirnya kami pun berdiri sendiri. Setelah mendapat keputusan berpisah itu, kami ke mapala yang ada di Malang (aku lupa istilahnya apa, yang pasti itu kayak tempat kumpulnya mapala-mapal yang ada di Jatim).

Setelah dari sana kami mendapat kesimpulan bahwa Pripala Melville bukan lagi mapala, karena kami tidak dinaungi oleh kampus manapun. Kalau ga salah kami jadi semacam komunitas Pecinta Alam (kalau sekarang ga tau statusnya apa, mungkin masih sama).

Setelah keputusan itu di ambil, ntah kenapa rasanya keinginan ku sudah terpenuhi. Kalau ManTeman baca di part 1 aku ada nulis Dengan banyak pertimbangan, aku menerima posisi sebagai ketua umum dengan niat "ingin memperjelas status Pripala Melville" Saat itu ga ada hal yang ingin ku gapai selain itu. Yahh... memang saat itu hanya itulah yang ingin ku gapai. Tapi ada satu hal yang aku lupa "Aku tidak mendeklarasikan hal itu secara resmi dengan anggota Pripala Melville 😔

Setelah itu, aku memutuskan untuk keluar dari Pripala Melville dan melepas jabatan ku sebagai Ketum. Sebagian besar dari mereka meranggapan bahwa keluarnya aku karena adaa konflik dengan salah seorang anggota.

Tapi, walau memang pemikiran aku berbeda dengan beberapa dari mereka, aku ga pernah menyimpan dendam atau semacamnya. Aku sayang dengan semuanya tanpa terkecuali. Aku keluar karena murni keputusan yang sudah lama aku ambil.

Kembali di tahun 2015, aku memang sudah pernah mengajukan pengunduran diri. Tapi dengan berbagai masukkan dari beberapa perintis dan juga kebersamaan kami yang masih sangat erat hal itu ku batalkan. Ku akuin, saat itu memang pemikiran ku masih labil se labil labilnya.

Tapi, saat aku memutuskan untuk melepas jabatan dan organisasi itu bukan karena aku lagi dalam keadaan labil. Aku hanya sedikit lebih egois dengan apa yang aku prioritaskan. Yahh... aku jatuh cinta dengan prioritas ku yang satu ini.

Kalau dulu aku bilang mereka yang keluar karena masalah kerjaan atau pendidikan atau masalah pasangan adalah mereka yang tidak memikirkan kepentingan organisasi, mungkin saat ini aku baru sadar kalau ternyata mereka yang keluar itu mukin lagi jatuh cinta dengan hal - hal itu.

Aku keluar karena ga bisa bagi waktu antara kerja dan kuliah ku. Ditambah lagi aku ga lulus dalam satu mata kuliah karena harus menghadiri beberapa rapat. Dan aku lagi jatuh cinta dengan jurusan ku saat itu. Rasanya aku terlalu jahat dengan orang tua ku dan masa depan ku kalau aku ga menyelesaikan pendidikan yang satu ini dengan tepat waktu 😔

Alasan klasik memang. Tapi, aku harus kembali dalam tujuan utama ku saat memutuskan untuk merantau. Walau itu membuat ku meninggalkan hal - hal yang membuat ku senang 😣

Terkadang memang sulit untuk memilih dan aku benci itu. Aku takut ada masa dimana aku menyesali pilihan ku itu. Tapi, aku memang harus memilih karena kalau kedua nya aku jalanin yahh keduanya ga akan berjalan dengan seharusnya. Konsekuansinya? Aku sudah tahu dan itu memang yang harus ku tanggung.

ini foto pengurus yang baru setelah aku
Aku senang dengan mereka. Kadang - kadang aku juga rindu. Yahh, aku memang terlalu egois dengan kepentingan ku sendiri dan aku ga mau mencari pembenaran atas apa yang ku lakukan itu. Aku hanya berharap mereka bisa terus bersama tanpa orang - orang dengan alasan klasik seperti ku 😊

Aku sayang dengan mereka tanpa terkecuali. Dari merekalah aku belajar banyak hal, termaksud untuk tidak memandang sesuatu hanya dari satu sudut pandang dan bagaimana kita menerima perbedaan satu sama lain. Dan itu, sangat bermanfaat untuk ku 😊

Spesial untuk Pripala Melville, aku ga tahu umur organisasi itu akan bertahan sampai kapan. Tapi, aku pernah bercita - cita untuk datang ke organisasi itu bersama anak dan cucuk ku kelak dan menunjukkan kepada mereka ini lah tempat yang buat ku menjadi orang yang berpandangan luas (walau aku telah menjadi orang gagal di dalamnya).

Ini mungkin kisah spesial tentang Pripala Melville yang terakhir (ga tahu lagi kalau kedepannya ada kisah yang belum aku alami), untuk kedepannya aku sempat beberapa kali bertemu dengan Pripala Melville, tapi tidak belum sespesial kemarin 😊

Terimakasih telah membaca Catatan Anak Rantau. Semoga kedepannya aku bisa terus menuliskan kisah - kisah ku dalam blog ini 😊

Wassalamualaikum 🙇
Share:

Thursday, February 22, 2018

SPESIAL UNTUK PRIPALA MELVILLE (PART 2)

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Setelah pemilihan Ketua Umum Pripala Melville (untuk selanjutnya kita sebut "Ketum"), kami lalu merencanakan pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Ini adalah pendakian ter jauh ku 😅 Biasanya kalau mendaki itu hanya di sekitar Jawa Timur aja sih.

foto depan sekretariat, sebelum berangkat

Kami start naik Bus dari Surabaya (aku ga tahu nama - nama tempat persinggahan kami, jadi aku skip aja yah). Kami memang berangkat malam agar tiba pagi di Jawa Tengah. Jadi bisa tidur di Bus aja.

Ga banyak memory yang aku ingat saat pendakian itu, mungkin bukan pendakian angkatan ku. Saat ini dari perintis yang ikut hanya Kak Faisal. Dari angkatan 1 ada aku, Haydar dan Anhy. Sisanya angkatan 2. Total kami berangkat 8 orang kalau ga salah.

Yang paling aku ingat banget itu, meraka, adik - adik ku benar - benar semangat untuk menggapai puncak 😊 Ku akuin mereka jauh lebih keren masalah fisik di banding aku dan angkatan ku. Tapi, mereka (mungkin) lupa kalau mendaki bukan masalah siapa paling cepat sampai di puncak. Melainkan bisa atau tidak kalian sampai di puncak secara bersamaan (aku bahkan baru sadar hal ini saat mendaki dengan mereka yang bukan anak Mapala)

Begitu juga dalam membangun organisasi, bukan masalah siapa yang paling terkenal di luar sana. Tapi masalah bagaimana kita membawa nama organisasi lebih tinggi di banding nama kita. Karena kita, dikenal karena membawa nama organisasi itu.

Saat sampai  di puncak malah hujan deras 😱 untung saja kami bawa jas hujan, jadi kami melakukan upacara pengalungan scraft dengan jas hujan ditengah derasnya hujan di puncak gunung merbabu 😰 Memang sih, sebenarnya tujuan utama saat ke Merbabu saat itu adalah untuk pergantian scraft Angkatan 2.


Aku memang ga akan menulis panjang lebar mengenai pendakian ini, karena mereka (angkatan 2) yang pastinya merasa bahwa pendakian itu lebih istimewa. Bukan berarti aku merasa bahwa pendakian itu kurang istimewa, tapi sebenarnya aku merindukan mendaki dengan mereka Angkatan 1 yang 20 orang itu 😔

Setiap orang tentunya punya sudut pandang tersendiri mengenai organisasi ini. Mungkin jika meihat dari sudut pandang LPK dan anak - anak yang kurang suka dengan Pripala Melville, kami hanya naka - anak yang hobby naik gunung ga jelas, buat diri capek, dan lain sebagainya 😌 Aku pribadi tidak menyalahkan pandangan mereka yang seperti itu. Mereka hanya tidak berada di sekeliling kita. Tidak turut merasakan kebersamaan dari jauhnya keluarg 😊

Tapi untuk kami, Pripala Melville bukan hanya sekedar naik gunung dan membuat badan kita lelah. Tapi, disitu tempat kami menghibur diri saat letih dengan rutinitas kuliah dan kerja, disitu tempat kami tertawa hanya dengan candaan sederhana, disitu tempat kami berbagi pengetahuan, disitu tempat kami membuat pandangan tidak hanya dari satu sudut pandang saja, disitu tempat kami belajar menerima kekurangan satu sama lain, di situ tempat kami berbagi, tempat kami berkeluh kesah, tempat kami marah, senang, sedih, tertawa, menangis, bahagiah dan disitu tempat kami mengungkan emosi yang tidak bisa kami ungkapkan di luar sana. (setidaknya itu aku rasakan sebelum semuanya bercerai berai)

 Bagi ku, Pripala Melville bukan hanya sekedar keluarga. Yah... ntah lah bisa di sebut apa. Tapi, aku merasa bisa menemukan kebahagiaan ku di situ. Walau pada akhirnya ada hal yang harus aku prioritaskan lebih dari itu 🙏

Selanjutnya akan aku bahas di part berikutnya 🙏 Terimakasih ManTeman sudah membaca Catatan Anak Rantau, semoga kedepannya bisa selalu update 😅
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Wednesday, February 21, 2018

SPESIAL UNTUK PRIPALA MELVILLE (PART 1)

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Harusnya part ini aku mau tulis sebelum past sebelumnya. Tapi, karena aku mau menggabungkan beberapa cerita, jadi ku putuskan untuk menulis nya sekarang. Jadi jangan heran kalau kisahnya agak sedikit mundur yah 😊

Dalam part ini aku mau coba untuk menceritakan segalanya tentang Pripala Melville melalui sudut pandang ku. Mulai dari awal aku bergabung, hingga akhirnya **** (ManTeman akan tahu di akhir cerita).

Seperti yang sudah pernah aku tulis sebelumnya, aku masuk Pripala Melville sebenarnya karena ingin ikut organisasi yang semacam Pramuka. Intinya bisa main di alam,  tapi tetep bisa dapat ilmu yang ga di dapatkan di dalam kelas 🌳

Awal penerimaan, jumlah angkatan 1 (angkatan aku) itu ada 20 orang, karena satu dan lain hal makin hari makin menyusut. Hingga akhirnya saat pelantikkan menjadi anggota tetap hanya 4 orang. 16 orangnya? Mungkin beberapa dari mereka keluar karena aku juga 😔

Awal aku masuk, memang ada beberapa orang perintis yang aktif. Tapi saat itu yang menonjol hanya Kak Wira (ketua umum pada saat itu) dan Kak Faisal.

Seiring dengan berjalannya waktu aku semakin tahu isi dari Pripala Melville. Kak Wira bisa di bilang orang yang mengendalikan atmosfer dalam Pripala Melville. Dia tipikal orang yang sangat bersemangat untuk memikirkan apa kelanjutan dari Pripala Melville. Tapi di luar itu, ternyata ada yang bergerak di dalamnya. Kak Faisal, dia tipikal orang yang banyak diam dan banyak becanda 😂 dalam diam dan candanya itu dia banyak berbuat untuk menunjukkan bahwa Pripala itu loh seperti ini. Mereka berdua adalah patner tukar pikiran yang terkadang pikirannya itu belum sempat kami pikirkan sebelumnya.

Dimasa jabatan Kak Wira aku belum begitu paham dengan apa yang terjadi di Pripala Melville. Yang aku tahu pasti, dimasa itu lah Pripala di akui oleh LPK kami dan mulai membangun persaudaraan yang kuat.

Saat masa jabatan Kak Wira selesai, Kak Faisal naik sebagai ketua umum. Saat itu aku menjabat sebagai sekertaris (mungkin juga karena itu aku jadi paham apa yang terjadi di Pripala). Alhamdulillahnya saati itu aku mendapatkan 9 orang adik yang sebagian besar dari mereka memiliki semangat tinggi.

Saat kepemimpinan Kak Faisal ini kami mulai memperkenalkan diri ke mapala - mapala lain. Tapi, ada satu hal yang kurang. Sebagian besar dari kami malah lebih asik memperkenalkan Pripala ke Mapala lain sampai melupakan kebersamaan kita.

Pada masa itu Pripala mulai menerima penolakan demi penolakan dari LPK kami karena berbagai macam alasan yang menurut aku malah ga masuk akal untuk menolak suatu organisasi. Contohnya saja berbahaya (bahaya bisa di dapatkan kapanpun dan dimanapun, padahal dibandingkan dengan mapala lain, kami paling enteng persyaratan masuknya). Segala bentuk bantuan dari LPK ga ada sama sekali. Tapi saat itu kami masih membawa nama LPK.

Baiknya, di masa itu kami mendapatkan sekretariat dari uang yang kami kumpulkan sendiri. Saat itu lah aku benar - benar ingin posisi Pripala Melville benar - benar jelas di LPK. Kalau mesti join yah bantu kami, jangan hanya kami yang menjual nama kalian. Kalau tidak yah mending lepas.

Setelah kepemimpinan Kak Faisal selesai, kami melakukan pemilihan Ketua Umum lagi. Saat itu aku menginginkan angkatan ku yang menduduki nya. Bukan karena alasan apa - apa. Bagi ku kalau selamanya di pegang oleh perintis, kami ga akan belajar apa - apa.

Nama calon  ketua adalah semua angkatan satu dan perintis. Tapi nama terbanyak aku dan Kak Wira. Saat itu benar - benar masa yang membuat ku dilema. Satu sisi aku menginginkan angkatan satu yang menjabat, di sisi lain aku belum siap untuk menanggung posisi tersebut 💨

Dengan banyak pertimbangan, aku menerima posisi sebagai ketua umum dengan niat "ingin memperjelas status Pripala Melville" Saat itu ga ada hal yang ingin ku gapai selain itu.

Kak Wira, Nurul, Putri, Dita, Anhy, Zup

Kita skip dulu, akan ku lanjutkan di part 2 😊 Terimakasih sudah membaca Catatan Anak Rantau. Semoga kedepannya Dita bisa posting terus yah 😅

Wassalamualaikum ManTeman 🙇
Share:

Friday, February 16, 2018

TERNYATA AKU MENCINTAINYA

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Kali ini aku akan menulis dengan sudut pandang seorang gadis yang makin hari makin dewasa (tulis apa sih Dit, sok banget 😒). Saran aku jangan baca ini kalau kalian sambil angkat barbel, berat. Kalian ga akan kuat, aku juga ga kuat 😂 (receh banget sih lawakan nya Dit 😒).

Jadi, walaupun aku itu anak perempuan 👧 tapi aku bukan seperti anak perempuan yang kebanyakkan lebih dekat dengan Bapaknya di banding Ibu nya (udah ketebak kan aku mau tulis tentang apa). Dari aku kecil sampai aku masuk SMP, Bapak ku itu tinggal di Jakarta dan kami hanya bertemu sekali dalam setahun (pas hari lebaran aja) 😞

Jadi, bisa di bilang masa kecil ku ga di isi banyak mengenai memory tentang Bapak. Tapi, yang paling aku inget itu waktu SD. Aku pengen banget waktu penerimaan raport yang nerima tuh Bapak (walau kenyataannya waktu SD itu aku begonya udah hampir stadium akhir) Sampai tiba masa dimana pas penerimaan raport Bapak lagi di Kendari. Alhasil aku ngambil raport itu bareng Ibu dan Bapak, itu senangnya udah ga ketulungan dah pokoknya 😅

Kan waktu SD ada tuh guru - guru yang hanya baik sama anak yang orang tua muridnya di kenal. Tapi pas guru itu tahu kalau Bapak ku itu mantan dosennya, duhh jadi baik banget tuh guru sama aku 😒 (Semua murid itu sama aja kelless, ga usah di beda - bedain melalu status orang tuanya).

Tapi setelah SMP sampai SMA yang ngambilin raport itu selalu Bapak ku. Ga tahu juga knp kok gitu, mungkin marena nilai ku bagus - bagus terus yah 😏 Ok aku akuin waktu SD emang nilai ku itu selalu standart banget. Tapi pas SMP aku berubah, soalnya waktu SMP aku masuk di SMP kakak ku. Terus kata guru - guru kakak ku itu pinter 😒 masa iya denger kalimat itu aku biarin aja prestasi ku di bawah sih 😒

Intinya, aku ga terlalu dekat dengan Bapak ku. Gini yah, bayangin aja walau satu rumah namanya ngomong sama Bapak itu hampir ga pernah. Terus kalau kau lagi nonton tv lalu Bapak datang nonton tv aku malah masuk kamar. Bukan durhaka, cuman tontonan kami itu ga sinkron jadi aku masuk kamar aja 😓

Cuman satu hal yang selalu aku jaga baik. Jangan sampai prestasi akademik ku buruk. Yup, aku hanya ga mau aja Bapak ku malu. Aku juga bakalan malu sih, nanti pasti orang - orang bakal bilang "Bapaknya dosen kok anaknya bego" 😤 Aisss itu kalimat yang paling ku hindari.

Ga tahu kenapa, mungkin karena dari kecil ga dekat akhirnya seperti ada dinding yang menjadi penghalang antara aku dan Bapak ku 😢 Kadang aku itu sedih juga sih liat temen - temen cewek deket sama Bapak nya, atau ga kalau liat anak kecil cewek main sama Bapaknya. Kadang dalam hati aku tu mikir "Kok aku ga kayak gitu sih? Aku sayang ga sih sama Bapak ku?" 😭

Aku inget banget, itu di awal bulan Februari 2017. Hari itu benar - benar mental ku di buat down 😭 Aku malah awalnya itu liat di WhatsApp Group Keluarga (keluarga sbelah Ibu), tulisannya "Om Syafa masuk rumah sakit" Tapi waktu itu karena lagi ga fokus, aku malah ga ada kepikiran kalau yang di maksud itu Bapak ku.

Kenapa aku ga kepikiran kalau itu bukan Bapak ku? Pertama, yaitu tadi aku emang lagi ga fokus baca group itu. Kedua, heyy Bapak ku itu hampir ga pernah sakit. Aku ga pernah ada kepikiran kalau dia akan masuk rumah sakit, secara Bapak itu bagi ku manusia paling kuat lah. Walaupun usianya pada saat itu udah 64 tahun 😓

Selang beberapa menit kemudia aku dapat telepon dari Ibu. Aku ga tahu hati Ibu ku terbuat dari apa, kok dia bisa jadi perempuan setegar itu 😒 Awalnya malah Ibu itu nanyain kabar aku, yah mungkin sekedar basa - basi kali yah 😞 Lau Ibu bilang Bapak tadi tiba - tiba pingsan, terus di bawah ke rumah sakit 😭 tapi Ibu malah nambahin katanya gapapa kok, kamu ga usah khawatir 😞

Setelah dengar langsung dari Ibu aku masih bisa mengontrol perasaan ku. Dalam hati aku selalu yakini "Bapak pasti ga kenapa - kenapa, Bapak mungkin cuman kecapean, pas Bapak sadar pasti langsung balik ke rumah terus beraktivitas seperti biasanya, Bapak ku kuat kok, Bapak ga bakalan sakit kok" kata - kata semacam itu selalu ku ucapkan dalam hati ku 😖

Lalu Kak Ririn telepon, dia kayak panik gitu. Sambil nangis - nangis dia suru aku pulang. Aku mau pulang? mau banget, aku juga khawatir. Aku pengen ada di sana juga 😭 Aku langsung aja cek tiket pesawata terus mikir "gaji kemarin cukup kok, masalah pulangnya kayak gimana ya bodoh amet. Aku harus pulang pokoknya"

Kata - kata positif, penyemangat dan semacamnya yang aku tanamkan itu luntur seketika. Bapak ku kena stroke 😭 Lalu seperti apa keadaanya? Aku dapat foto ini dari facebook




Mental ku langsung bener - bener jatuh saat itu 😭 aku ga tahu harus berbuat apa. Kondisinya aku lagi ga di Kendari, mungkin kalau aku lagi di Kendari ceritanya akan lain.

Kalau ga salah waktu itu weekend, jadi aku hanya diam aja di kamar sambil tungguin kabar dan cek di group keluarga atau ga sosmed mana tau aja ada kabar yang bisa ku dapat 😭  Bapak ku ga pernah kayak gitu 😭

Agak maleman gitu Ibu ku telepon, terus dia bilang kamu ga usah pulang. Bapak udah baik - baik aja kok. Kamu belajar aja di sana, jangan terlalu mikirin. Disini udah banyak orang kok. Ntah kenapa itu kayak sihir tau ga 😣 setelah dengan apa yang Ibu katakan aku langsung sedikit lebih legah.

Lalu aku video call (aku bersyukur banget dengan kemajuan teknologi yang satu ini). Bapak kudah sadar 😊 Aku malah nangis 😅 Bagaimana keadaannya? Ga bisa gerak, ga bisa ngomong 😭 itu ga seperti Bapak ku 😭

Semenjak saat itu aku sadar. Dalam diam aku sebenarnya sangat mencintainya. Ga ada alasan untuk aku tidak mencintainya. Walau seperti ada tembok besar yang menggagalkan interaksi kita, tapi aku memang mencintainya. Benar - benar mencintainya.

Semenjak saat itu tekat ku untuk membuatnya bangga semakin kuat. Aku ga ingin di usianya yang semakin menua ini malah harus menanggung rasa malu akan apa yang sudah ku perbuat 😊 Aku ingin dia selalu tersenyum ke arah ku. Aku ingin ada rasa bangga saat mendengar atau mengucapkan nama ku. Selama ini, sudah cukup. Bahkan sangat cukup untuk buat aku bangga kepadanya. Sekarang adalah giliran ku 😇

Terimakasih sudah membaca Catatan Anak Rantau, semoga kedepannya aku bisa selalu menuliskan hal - hal yang lebih bermanfaat untuk kalian semua 😉

Wassalamualaikum 🙇
Share:

Thursday, February 15, 2018

LDR

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Sehari setelah acara wisudah itu, Anggi berangkat ke Jakarta bersama Papanya 😭Kehidupan ku pun perubah drastis. Yang biasanya pulang kampus ke asrama anggi dulu untuk makan malam, atau ga di jemput Anggi di kampus sekarang malah balik ke kost sendirian 😢

Sedih? Siapa yang ga sedih di tinggal orang yang selalu bersama selama 2 tahun. Ga usah berfikiran masalah hubungan dulu, kebersamaan yang kita jalani dan harus terpisah itu sudah merupakan hal yang tidak menyenangkan 😩

Karen aku hampir ga punya teman selain Anggi dan Pripala Melville, keseharian ku menjadi benar - benar sunyi dan datar. Bangun pagi - Pergi kantor - makan siang - kerja lagi - ke kampus - pulang - tidur. Seperti itulah untuk setiap harinya 😔

Dari situ aku mulai menyadari gimana masa bodohnya aku dengan lingkungan ku. Teman - teman yang benar - benar baik kepada ku satu per satu hilang karena keteledoran ku 😔 Dulu aku beranggapan bahwa aku ga butuh mereka semua selama ada Anggi di sisi ku. Tapi aku lupa bahwa ga selamanya Anggi bareng aku 😔

Bagaimana dengan Pripala? Akan ku ceritakan part khusus mengenai organisasi itu 😊

Anggi di Jakarta itu kan kerja dan komunikasi adalah hal yang sangat minim untuk kita. Ku akuin, bukan cuman Anggi aja. Tapi aku juga. Dulu kami ga perlu chat / telp / vc atau semacamnya, karena setelah pulang kampus kita bisa secara otomatis bertemu. Saat LDR itu adalah hal yang mustahil, bisa saling menghubungi di malam hari saja sudah sangat bagus.

Saat bertengkar pun yang biasanya bisa kita selesaikan dengan singkat karena bisa bertemu dan membahasnya lebih detil, LDR tidak seperti itu. Hp menjadi barang yang sangat berharga, walau komunikasi jarak jauh di jaman sekarang sudah mudah di akses, tapi tetap saja yang seperti itu susah untuk meredahkan amarah.

Hal - hal kecil yang ga pernah kami permasalahkan dulunya malah bisa menjadi masalah besar saat LDR. Misalnya Anggi ga balas chat atau lupa ngabarin, itu bisa jadi alasan untuk ga chat dia berhari - hari.

Bulan pertama bisa dilalui dengan susah payah. Tapi di bulan kedua 💔 kita putus. Kok putus? itu pertanyaan yang banyak banget di ajukan ke aku saat orang - orang tahu kalau kita putus.

Tapi, aku putus dengan cara baik - baik. Ntah dari mana datangnya pemikiran ku itu. Saat itu kita sedang menjalani hubungan yang rawan untuk putus. Dari pada putus dan menyimpan benci untuk tidak saling menghubungi, mending kita putus dengan cara baik - baik dan masih menjalani komunikasi dengan baik.

Awalnya Anggi ga setuju. Tapi, lama kelamaan dia terima - terima aja. Aku sebenarnya hanya takut ada kata putus yang memisahkan kita. Toh tanpa adanya hubungan yang jelas kita masih bisa menjalani hubungan dengan baik kok. Dan ntah kenapa juga saat itu aku lagi malas dengan status pacaran.

Intinya kami putus bukan untuk berpisah. Tapi kami menyimpan kepercayaan diantara kami bahwa suatu saat nanti akan ada masa yang akan mempertemukan kami lebih dari hanya sekedar status pacaran 😊 Ntah itu akan kesampaian ata tidak, waktu lah yang akan menjawabnya 😊






Selama di perantauan dialah yang benar - benar membuat aku merasa tidak sendirian. Setelah dia pergi, rasanya aku harus mulai melatih diri untuk tidak ketergantungan dengan seseorang. Dan tentunya memperbanyak teman 😊

Lebih tepatnya belajar dari pengalaman. Setiap orang yang kita kenal itu bisa menjadi penghias hari - hari kita agar tidak membosankan. Jadi, jangan sombong dan beranggapan kita tidak membutuhkan orang lain di dunia ini 😊

Terimakasih sudah membaca part yang sedikit lebih singkat ini 😅 Terimakasih juga sudah setia membaca Catatan Anak Rantau, semoga kedepannya Dita bisa terus menuliskan hal - hal yang lebih baik lagi 😉
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Wednesday, February 14, 2018

WII SUDAH

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Tak terasa, dua tahun sudah aku menghabiskan  waktu di perantauan. Terhitung singkat menurut ku, tapi banyak hal yang akhrinya membuat aku menjadi dewasa. Baik itu dari pola fikir maupun tingkah laku 😊

Aku senang, kedua orang tua ku akan datang ke Surabaya untuk menyaksikan tali toga yang ku pakai di pindahkan dari sebelah kiri ke kanan 😊 Tapi, aku sedih karena akhirnya aku harus LDR dengan Anggi 💔

Anggi memutuskan setelah wisudah akan bekerja di Jakarta. Aku siap? Siap ga siap aku harus siap 😌 Aku sudah mempersiapkan batin ku untuk menerima hal itu. Orang yang mengisi hari - hari ku selama di Surabaya akhirnya harus pergi juga 😔 Sebelum orang tua kami datang ke Surabaya, aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Anggi. Setiap hari juga gitu sih, tapi ini di isi dengan rasa cemas untuk jauh 😔

Hingga akhirnya kedua orang tua ku tiba di Surabaya. Saat itu mereka nginap di hotel dan aku tetap di kost, lumayan sulit untuk mengatur waktu bersama, karena posisinya aku masih bekerja.

Hari itu Jumat, 11 November 2016. Aku ijin untuk tidak masuk kantor karena pagi harinya aku harus geladi bersih untuk Wisudah. Aku juga ijin ga masuk kampus karena wisudahnya malam, sampai dosennya pikir aku ijin nikah (aku tahunya dari teman sekelas ku).

Saat geladi bersih aku pergi dengan Anggi 💞 dan ga tau juga kok bisa tempat duduk aku dan Anggi itu berdampingan 😅 (sebenarnya selisih satu kursi, tapi kursi itu kosong karena yg isi ga ikut wisudah) emang sih kita satu jurusan, tapi seinget aku nomor absen kita ga berderetan deh 😅

Geladi bersih itu selesai begitu saja. Pulangnya aku anter Anggi ke asrama dia (waktu itu pake motor aku soalnya). Aku ketemu dengan Papanya Anggi dan rasanya itu dag dig dug banget 😅 Padahal cuman salaman lalu pamit pulang 😂

Setelah itu aku langsung jemput Ibu untuk ke salon bareng. Sedangkan Bapak akan langsung ke gedung di malam harinya. Hari itu benar - benar padat rasa ku 😓 Skip aja yah, biasalah kalau di salon itu cuman ribet masalah make-up aja.

Malam harinya, saat tiba di gedung tempat Wisudah berlangsung, Bapak udah ada, aku lalu ambil foto dulu dengan kedua orang tua ku di tempat yang sudah disediakan.

tercipta lah foto ini

Selanjutnya aku dan kedua orang tua ku masuk. Aku langsung ke bangku Wisudawan dan kedua orang tua ku ke bangku lainnya. Saat itu Anggi belum datang, ntah kemana dia padahal acara sebentar lagi 😓

Beberapa saat kemudian Anggi datang dengan seikat bunga mawar merah dan pink 💗 lalu bunga itu diberikan ke aku 😳 Oh iya, hampir aja lupa, beberapa hari sebelumnya aku dapat paketan bunga juga dari sahabatku Uzhy di Makassar. Jadi saat wisudah itu aku pegang dua bunga 😅

Acara wisudah itu pun berlalu begitu saja. Tidak begitu menarik bagi ku. Ntah kenapa, bagi aku bukan saat wisudahnya yang penting. Tapi proses bagaimana kita sampai di hari itu. Mungkin bagi beberapa orang, moment wisudah itu adalah hal yang paling wah. Tapi, untuk aku yang lebih di kenang pastilah prosesnya 😊

Selesai acara yah saatnya foto - foto 😅 Bapak ku balik deluan ke Hotel dan Ibu ku ikut dengan ku ke kost. Sebelum balik, kami foto - foto dulu tentunya 😏 (secara lagi cantik, masa ga foto 😅).

Nurul, Anhy, Dita

Mereka berdua adalah saudara ku di Pripala. Aku bahkan lebih dekat dengan mereka yang bukan satu jurusan ku di banding teman - teman kelas ku yang lain. Mereka bedua itu dari jurusan Accounting. Kebetulan kita juga pernah satu kantor 😊

Tyo, Dita

Tyo ini teman satu kelas ku, anak Pripala juga dan dari Kendari juga. Tapi kami baru kenal selama di Surabaya. Dia banyak menginspirasi ku. Anaknya benar - benar tidak menyia - nyiakan jurusannya. Dia dulu punya bisnis keripik singkong di Surabaya, lalu terakhir aku dengar kabarnya dia buat keripik pisang di Kendari. Keren kan, pebisnis di usia muda 👍

ibunya nurul, ibunya dita, ibunya anhy
Mereka adalah sumber - sumber kekuatan Aku, Nurul dan Anhy untuk terus merantau mengejar cita- cita 💓 Tentunya dari mereka juga sumber kecantikkan kami bertiga 😅

Dita, Putri, Mihra, Nurul, Zulfa, Anggi, Anhy
Selain Anggi (yang pakai jilbab kuning) mereka semua adalah anak Pripala Melville 💓 yang ga pakai toga itu adik - adik ku yang khusus datang untuk menyaksikan Kakak - kakak nya wisudah.

Tak kenal maka tak sayang, dari sebelah kiri itu Dita dengan nama lapangan Kadal, Putri dengan nama lapangan Lupot, Mihra dengan nama lapangan Sela, Nurul dengan nama lapangan Blank, Zulfa dengan nama lapangan Ringga, Anggi, Anhy dengan nama lapangan Ngoler. Sejujurnya aku lupa dengan nama asli beberapa dari mereka saat menulis ini karena saking seringnya manggi dengan nama lapangan 😅

Anggi, Dita
Ini dia yang udah setia nemenin aku selama dua tahun tanpa pernah ngelirik cewek lain 😅 Tapi, sebentar lagi jarak akan memisahkan kita 😌

Ibunya Dita, Dita, Anggi, Papanya Anggi
Rasanya aku ga perlu mendeskripsikan gimana groginya aku saat foto ini di buat 😅 Adik - adik ku di Pripala emang suka iseng, tapi rasanya mereka mengerti apa yang aku mau 😅

Wisudah bukanlah akhir dari segalanya. Tapi, dalam moment itu kita bisa membuat orang tua kita berbangga atas apa yang telah dicapai anaknya. Memakai toga mungkin bukan hal yang spesial, tapi itu adalah simbol kesuksesan atas suatu pencapaian.

Banyak rasa terimakasih yang harusnya ku sampaikan kepada kedua orang tua ku. Berkat mereka aku bisa melalui segalanya. Dengan doa mereka aku selalu memiliki semangat yang tinggi untuk melalui step by step proses pendidikan ku 💓

Banyak terimakasih juga untuk Anggi yang ga pernah bosen telinganya akan keluh kesah ku saat capek, bosan dan banyak hal lagi mengenai pendidikan yang aku jalani. Untuk anak Pripala juga yang membuat kisah ku di LPK menjadi lebih berwarna 💓

Tanpa kalian semua, aku ga tahu bakalan bisa menjalaninya dengan baik atau tidak. Dan yang lebih penting lagi kepada Pencipta ku Allah SWT, dari Nya lah segala hal yang bisa membuat ku menjadi seperti sekarang 😇

Rasanya part ini sedikit lebih seperti album foto 😅 Itu karena saking pengennya aku masukkin semua foto 😅 Gambaran kebahagiaan ku bisa terlihat jelas dari tiap foto yang di ambil di hari itu. Bukan cuman aku saja, tapi juga semua wisudawan dan orang tua mereka 😊

Bukan berarti karena aku sudah wisudah lalu kisah perantauan ku berakhir yah, seperti yang ku tulis di part sebelumnya aku melanjutkan S1 ku 😊 Jadi blog ini masih akan terus posting 😅 Karena sudah terlalu panjang, terimakasih sudah membaca Catatan Anak Rantau 😊
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Tuesday, February 13, 2018

JURUSAN KU GA JELAS

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Kali ini aku akan menceritakan mengenai gimana bingungnya aku dalam memilih jurusan 😅 Mungkin ManTeman bingung, kok aku baru mikirin sekarang mengenai jurusan, secara aku udah terlanjur ngambil Business Management 😒 Ok, akan ku bahas pelan - pelan 😉

Waktu SMA (jama aku) kelas 10 itu kan masih belum ada penjurusan. Jadi kami masih mempelajari IPA dan IPS (sekolah ku dulu belum ada kelas bahasa). Saat penaikan kelas 11 sebenarnya dari lubuk hati ku yang paling dalam (alay ah dit) aku pengen ngambil jurusan IPS. Soalnya aku senang dengan hal - hal yang ber bau sosial. Tapi, waktu kelas 11 aku malah masuk IPA, IPA 1 malahan (padahal aku ngerasa ga pinter - pinter amet dah). Mungkin karena gengsi (ya aku akuin itu karena gengsi) aku malah tetap lanjut di kelas itu tanpa minta pindah 😓 (Teman - teman jagan di tiru yah, ikutin apa yang benar - benar kata hati mu)

Mungkin sejak saat itu lah aku mulai mengalami kebingungan dalam memilih jurusan. Ntah karena dari awal salah atau memang saat itu aku masih remaja yang rentan mengalami krisis identitas.

Karena aku bukan tipikal orang yang mudah menyerah mengenai pendidikan (aku sudah ngakuin ini di part "terangbulan spesial coklat tanpa keju"), aku berhasil melalui jurusan itu sampai akhir dan hampir tanpa hambatan. Malah aku sempat berfikir menjadi seorang apoteker 😊

Saat lulus SMA sebelum mendaftar di LPK itu, aku mencoba untuk menyusun masa depan yang aku harapkan. Inget banget dulu itu aku mau ambil S1 Farmasi di UB lalu ngambil Apotekernya di USU 😅 Pokoknya rencana itu udah bulat banget dah 😅

Tapi, ntah apa yang buat aku berubah fikiran dan malah mengambil jurusan Business Management di LPK itu 😓 Sepertinya aku benar - benar labil saat itu 😤 Tapi, seperti itulah siklus yang terjadi saat kebingungan ku dalam memilih jurusan.

Saat itu sekitar bulan Juli 2016 (setelah pulang lebaran) aku mulai berfikir kembali mengenai masa depan ku. Aku ga ingin pendidikan ku hanya sebatas LPK itu saja. Masa iya jauh - jauh merantau ga dapat gelar sih 😒

Banyak banget orang - orang yang ku mintai pendapat. Tapi, sebenarnya dari LPK bisa memfasilitasi untuk melanjutkan S1 dengan jenjang waktu 2 tahun. Ntah kenapa aku ga ada ketertarikkan dengan apa yang di tawarkan LPK itu. Mungkin karena jurusannya harus senada 😒

Oh iya, sebenarnya ga ada masalah dengan aku mengenai jurusan Business Management. Tapi rasanya aku ga nyaman aja. Ditambah lagi di kantor aku malah ditempatkan sebagai Admin Accounting, ga ada sinkron - sinkronnya sama sekali 😭

Jadi, karena sebentar lagi aku lulus dari LPK tersebut, aku harus memikirkan jurusan apa dan dimana aku akan melanjutkan pendidikan ku.

Ntah kenapa, karena bingung dengan jurusan, aku malah berfikir mau ke psikolog (tapi niat itu ga kesampan sampai sekarang), aku banyak searching mengenai psikolog yang akhirnya buat aku berfikir kok ga ngambil jurusan psikologi aja yah 😮

Alhasil, setelah searching mengenai jurusan itu dan konsultasi dengan kepala acc&tax ku (namanya Pak Bambang, kebetulan istrinya alumni mahasiswa psikologi juga) aku memutuskan untuk mengambil jurusan Psikologi di Untag Surabaya.

Sedikit sulit sih untuk mengurus pendaftaran ku. Posisinya aku kerja dan pendaftaran hanya buka di jam kerja. Jadi, di sela - sela jam istrahat aku malah ke Untag untuk daftar 😅 aku daftar ambil kelas karyawan, jadwalnya tetep senin - jumat, tapi jamnya dari jam 5 soreh sampai jam set 10 malam (paling lama).

saking senangnya mau jadi maba lagi, sampai di abadikan ni barang 😅


Mungkin ini untuk pertama kalinya aku merasa bangga akan jurusan yang aku pilih 😊 Walau masuk IPA juga bangga, tapi bangganya masuk Psikologi beda, lebih ke bangga karena aku merasa dengan jurusan ini aku bisa banyak beguna bagi orang - orang sekitar ku 😊 Kalau IPA dulu bangga karena masuk kelas anak - anak pinter, bukan bangga sama jurusannya 😅

Aku ga bilang dengan masuk jurusan lain kita kurang membantu orang - orang sekitar. Tapi, menurut sudut pandang ku yang emang suku dengan hal - hal yang membantu lingkungan sosial aku lebih senang ke Psikologi 😊

Mungkin ada yang bertanya, dokter, perawat, bidan dan tenaga medis lainnya juga bantuin banyak lingkungannya. Emang betul, tapi untuk kembali mengambil hal - hal yang berbau kesehatan raga itu rasanya otak ku udah ga mampu lagi. Eitsss, aku ga bilang psikologi itu mudah loh. Tapi, rasanya aku udah ga sanggup untuk masuk lebih mendetil mengenai dunia IPA 😊

Sebelum wisudah di LPK, aku udah mulai aktif kuliah di Untag (karena di LPK udah ga aktif kuliah, tinggal tunggu jadwal wisudah aja). Dan hal yang sangat jauh berbeda aku rasakan dari jurusan sebelumnya. Biasanya pulang kerja mau masuk kampus itu malasnya minta ampun, capeknya ga ketulungan. Tapi, saat di jurusan ku yang baru ntah kenapa masuk kuliah itu malah jadi semacam refreshing otak setelah capek di kantor.

Aku nyimak apa yang dosen sampaikan itu bener - bener enteng masuk ke otak 😅 dan aku rasa aku udah ga salah jurusan lagi 😊

Pernah di salah satu pertemuan dosen ku jelasin "kebingungan identitas terjadi di masa remaja karena masa tersebut merupan peralihan dari masa anak - anak ke masa dewasa" saat itu aku merasa mungkin itu yang aku alami kemarin 😊

ManTeman mungkin pernah mengalami hal yang sama dengan aku kemarin. Atau mungkin merasa saat ini sedang salah jurusan tapi bingung mau lanjut atau ga. Setiap orang berhak untuk menentukan jalannya masing - masing 😊

Tapi untuk aku pribadi, karena aku merasa apa yang udah dilakukan orang tua ku agar aku bisa sekolah di LPK tersebut ga dengan cara yang mudah, aku memilih untuk menyelesaikannya. Lalu setelah itu melanjutkan apa yang sebenarnya ingin aku pilih 😊

Mudah? ga juga, aku malah harus berusaha lebih giat lagi untuk mencetak nilai yang memuaskan. Karena aku ga mau dong nilai di jurusan yang salah malah lebih baik dengan jurusan yang benar - benar aku inginkan 😊

Yahh seperti itulah. Mulai dari anak IPA yang bercita - cita sebagai Apoteker, masuk Business Management, kerja sebagai Admin Accounting dan ambil S1 Psikologi 😅 itu alasan aku kenapa buat judul "Jurusan Ku Ga Jelas"

Tapi, diluar semua itu Allah sudah mengatur jalan cerita yang indah untuk kita. Tinggal bagaimana kita menanggapinya. Tanpa melalui semua proses itu belum tentu aku menemukan jurusan yang pas untuk ku seperti saat ini 😊

Satu hal yang selalu aku tanamkan dalam diri ku sendiri selama menempuh pendidikan "jangan sampai membuat orang tua ku menyesal sudah menyekolahkan aku di suatu tempat apapun itu" karena perjuangan mereka jauh lebih sulit dibanding menempuh pendidikan 😉

Sekian untuk part kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca 😊 dan terimakasih sudah setia membaca Catatan Anak Rantau 😊
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Monday, February 12, 2018

TERANGBULAN SPESIAL COKLAT TANPA KEJU

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Kali ini aku ingin berbagi cerita mengenai orang yang selalu ada di samping ku selama dua tahun di perantauan. Kenapa hanya dua tahun? Kelak kalian akan tahu alasanya di part - part selanjutnya 😊  Jadi, selalu ikutin up-dete-an kisah Catatan Anak Rantau yah 😉

Aku akan mencoba untuk menceritakannya sesuai dengan suasana hati ku saat dulu😊

Namanya Anggi Anugrah Utama, kelahiran Batam, 10 Juli 1994. Cowok yang cuek dan bisa di bilang sok cool, tapi ntah kenapa kok fhans nya banyak yah 😒

ini foto waktu main ke KBS sama anak kelas. Bdw, ini paparazi dari Akbar (teman sekelas waktu di LPK kemarin)

Waktu awal ketemu dia, dia ga seberisi sekarang. Bisa di bilang dulu dia itu kurus seperti foto di atas (mungkin bahagiah sama aku makanya jadi berisi 😅).

Kayaknya aku ga perlu menceritakan ulang gimana pandangan awal ku ke Anggi, kalian bisa baca pada postingan ku sebelumnya yang berjudul "Surabaya" (atau klik link ini http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2017/12/surabaya.html ).

Rasanya aku ga pernah sedekat ini dengan seseorang 💑

Bukan karena lembutnya. Justru dia tipikal orang yang keras menurut ku. Dia akan tega memarahi ku dengan durasi waktu yang panjang saat aku memang salah. Ku akuin, diawal - awal hubungan ku dengan dia pemikiran ku masih sangat labil 😓

Dengan cara itu dia membuat ku mampu berfikir secara dewasa. Bagaimana kami saling menjaga hubungan itu hingga membuat banyak orang iri 😳 Aku ingat, sebelum bertemu dengannya, aku ingin banget menjadi pasangan yang banyak di kagumi oleh orang - orang. Saat bersama Anggi, itu menjadi kenyataan 💞

Banyak orang yang bertanya kok kalian langgeng - langgeng aja? atau kalian itu ga pernah berantem yah? yahh memang seperti itulah image yang kami bangun dalam hubungan kami 💓

Lalu, apa kami emang benar - benar ga pernah berantem? Ga bisa di bilang seperti itu juga sih. Di setiap kami berantem / marahan, sebisa mungkin itu tidak menjadi hal yang berlarut - larut untuk kami. Kami ga akan adu mulut di depan orang banyak. Bahkan walau sedang marah, sebisa mungkin kami tampil seakan tidak ada masalah di depan umum (seperti kejadian di Mahameru). Memang terlihat seperti memakai topeng. Tapi, bagi ku marah di depan umum hanya akan menjatuhkan image kita berdua (mungkin Anggi juga beranggapan demikian).

Dua kali malam inagurasi (setelah ospek ada malam inagurasi di LPK) Anggi selalu menjadi pasangan dansa ku 😊 Tapi, saat malam inagurasi tahun pertama (waktu kami masih jadi perserta ospek) benar - benar menjadi moment yang tak terlupakan.

Saat itu kami berkumpul dengan kelompok kami masing - masing (kami beda kelompok). Saat mc mengumumkan untuk berpencar mencari masangan dansa, para calon peserta didik mulai berhamburan.

Dari banyaknya kerumunan orang itu, dia datang dan mengulurkan tangannya kepada ku 😳 aku serasa seperti seorang... ah sudahlah 😅 Yang pasti saat itu dia benar - benar sukses membuat banyak mata tertuju pada kita 😳

Jangan tanya bagaimana kehidupan kami di kampus. Anggi hampir ga pernah masuk kelas (kecuali saat ku paksa dan dia lagi ada kemauan) 😤 Tapi, Anggi bukan anak yang bego. Aku tahu itu karena hanya ke aku tempat ia sharing selama di Surabaya. Pengetahuan yang ia miliki malah jauh lebih banyak dari aku 😒

sekalinya masuk kelas pasti masang tampang ga mood kayak gitu

Bagi ku, dia hanya salah jurusan dan ada rasa kecewa saat ekspektasi yang ia bayangkan ga sesuai dengan kenyataan yang ia dapatkan 😕 Mungkin saat itu aku juga salah jurusan, tapi bedanya aku bukan orang yang gampang putus asa kalau masalah pendidikan (akan ku bahas di part yang lain).

Saat... ntah rapat keberapa dengan Pripala Melville, yang pasti itu sebelum kami menjadi anggota muda. Karena terlalu nyantai, kami malah datang terlambat 😅 alhasil masih dengan menggunakan seragam kasi di suruh push-up 😓 Kebayang ga gimana gerahnya, untung di ruang ber ac. Tapi tetep aja nyiksa 😓

ini saat selesai push-up

Kami pernah liburan ke Batu di tahun 2016. Tempat pertama kali aku sadar ternyata dia yang aku perhatikan diam - diam juga diam - diam memperhatikan ku 😳 (bisa baca part yang judulnya "Malang 2014" atau kunjungi link http://catatanaanakrantau.blogspot.co.id/2017/12/malang-2014.html). Saat itu benar - benar menyenangkan. Rasanya setiap detik bersamanya sangat berharga 💝
Anggi udah gemuk kan di sini 😄

Banyak hal yang kita lakukan bersama. Bahkan terlalu banyak. Bisa di bilang selama 2 tahun itu 90% kehidupan ku bareng Anggi. Kalau kebanyakkan orang tahu nya Dita adalah sosok yang kuat, mungkin hanya Anggi yang tahu kalau aku itu cengeng 😅 Kalau kebanyakkan orang tahu nya Dita adalah cewek yang mandiri, mungkin hanya Anggi yang tahu kalau aku itu manja 😅

Saat aku sakit Anggi yang ngerawat aku, begitu juga sebaliknya. Saat lagi kesal sama orang ceritanya ke Anggi, begitu juga sebaliknya. Tempat sharing berbagai hal dari hal kecil sampai hal besar. Merancang rumah impian bersama, menceritakan serta merancang cita - cita dan harapan di masa depan bersama, dan masih banyak hal konyol lainnya. Tapi, saat itu sangat menyenangkan 😊

Jodoh memang ga ada yang tahu sebelum dipersatukan dengan ramainya sorakkan "SAH", tapi sudah menjadi bagian dari masa lalu ku di perantauan bukan hal yang harus aku sesali 😊

Menjaga ku seperti seorang Kakak, mendidik ku seperti seorang Ayah, menceramahi ku seperti seorang Ibu, berkeluh kesah dengan ku seperti seorang adik, menemani ku di setiap langkah seperti seorang sahabat. Anggi itu bagai paket komplit dalam perjalanan ku saat jauh dari semua orang itu, di tambah bonus memperlakukan ku istimewa seperti seorang pacar 💓

Part ini sudah terlalu panjang 😅 Ga bosen - bosen aku ucapin makasih sudah menjadi pembaca setia Catatan Anak Rantau. Semoga kedepannya aku bisa terus menghibur kalian dengan tulisan sederhana ku ini 😊
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Sunday, February 11, 2018

LEBARAN 2016

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Aku sedikit bingung dengan kisah masa lalu ku mana lagi yang harus ku tulis 😅 ingatan ku ga sebagus orang - orang (kebanyakkan makan micin sih Dit). Ntah ini terlalu cepat atau ga, kali ini aku akan menuliskan pengalaman lebaran ku di tahun 2016 😊

Karena posisi ku udah kerja, kesempatan untuk menikmati liburan itu semakin kecil 😅 Intinya dari kantor hanya memberi libur 1 minggu saja dan aku belum bisa ambil cuti tambahan karena belum lama bekerja di perusahaan tersebut 😟

Lagi - lagi aku harus terburu - buru saat liburan. Tahun ini aku memutuskan untuk pulang ke Kendari 😊 Aku tahu gimana beratnya lebaran di perantauan, jadi aku mencari alasan sebanyak mungkin untuk bisa pulang 😅

Karena posisinya udah kerja, rasanya malu deh kalau pulang tanpa membawa apa - apa. Jadi, aku memutuskan untuk membelikan oleh - oleh untuk para ponakan - ponakan ku di Kendari 😊

just info, 2016 itu aku punya 3 orang Ponakan. Yang pertama itu Farah, dia anaknya Kak Ririn (Kakak Pertama ku). Yang kedua itu namanya Adelia, anaknya Kak Fadil (Kakak Ketiga ku). Yang ketiga itu Gempar, anaknya Kak Ririn juga.

Punya 3 ponakan kok rasanya berat amet yak 😂 aku ga mungkin hanya membelikan satu orang saja, yah tentunya semua harus sama rata 😅 Alhasil aku membelikan sepatu untuk mereka, kecuali adel dia minta sendal cantik 😅

Satu hal yang sangat membingungkan untuk aku itu adalah moment untuk nyari oleh - oleh. Jujur aja, aku ga pandai nyari oleh - oleh. Selain aku ga tahu banyak tentang Surabaya, aku juga bingung mau beli oleh - oleh apa. Bagi ku oleh - oleh itu harusnya yang ga ada di Kendari. Tapi rasanya dengan segala kemudahan yang ada di jaman sekarang apapun yang ada di Surabaya bisa dengan mudah di dapatkan di Kendari 😐

Oh iya, ManTeman juga harus tahu. Moment yang membanggakan bagi anak rantau itu adalah saat ia pulang kampung tanpa tangan kosong 😊 Ok, akan aku ceritain pelan - pelan.

Lebaran 2016 akan menjadi moment lebaran yang ga akan bisa aku lupain. Itu adalah moment pertama dimana aku bisa membawa sesuatu dengan hasil keringat ku sendiri.

H-2 lebaran aku baru bisa balik ke Kendari. Hari itu dengan semua barang yang sudah ku packing sedemikian rupa, aku mulai menuju Bandara Djuanda untuk terbang ke Kendari.

Kita skip aja yah perjalanannya, soalnya ga ada yang begitu menarik 😅 saat tiba di rumah, seperti biasa aku sudah di sambut dengan mereka semua. Mereka, orang - orang yang sangat aku rindukan satu tahun belakangan ini 💓

Kuberikan oleh - oleh ku kepada mereka dan itu adalah moment yang sangat membanggakan untuk ku. Akhirnya, aku merasa berguna di keluarga ini 😊 Dengan semua hasil keringat ku, pergi pagi pulang malam. Rasanya semua lelah itu sirna saat melihat tawa mereka di sekeliling ku 💓

Seperti biasa, kami harus lebaran di Bau - Bau. Keesokkan harinya kami berangkat ke Bau - Bau dan merayakan hari lebaran di sana.

ini foto aku bersama saudara - saudara ku 💞

Hal terpenting saat lebaran adalah kelengkapan keluarga ku 👪 Rasanya aku sudah tidak perduli lagi dengan baju baru dan makanan lezat yang tersaji. Aku hanya butuh mereka semua ada. Karena merekalah aku pulang 💓

Lebaran tahun 2016 itu adalah moment dimana kami foto keluarga dengan lengkap 😅 sebelumnya kalau foto keluarga pasti ga pernah lengkap. Tapi tahun ini, Alhamdulillah lengkap dan aku senang 😊

ini dia foto ku bersama orang - orang yang kucintai 💓




Saat foto itu barulah kita sadar ternyata kita banyak juga yah 😅

Setelah 3 hari di Bau - Bau, kami pun kembali ke Kendari. Waktu ku di Kendari hanya kurang lebih satu hari, seperti tahun kemarin ga ada waktu untuk mengunjungi teman

Tapi, sungguh di luar dugaan 😍

Hari itu adalah hari dimana aku akan kembali ke perantauan, tapi jadwal keberangkatan ku itu siang. Jadi aku sedikit santai di pagi harinya. Aku di bangunkan dengan suara sahabat ku Winda 💓 Padahal Winda harus kerja hari itu, tapi dia menyempatkan untuk datang ke rumah ku sebelum ke tempat kerjaannya 😭 Thanks Wind... aku terharu 😭

Winda datang bareng Iyan. Jadi, Winda ini sahabat ku di SMA dan Iyan ini teman ku di SMP. Kenapa mereka bisa kenal? Soalnya Iyan pernah bantuin aku dan Winda nyari Angrek untuk tugas kesenian kami waktu SMA dulu.

Posisinya juga sama, Iyan juga kerja dan menyempatkan untuk datang ke rumah ku sebelum aku kembali ke Surabaya. Ah... aku sayang banget sama kalian 😚

ini foto bareng mereka yang juga aku rindukan 💓

Kalian datang dengan penuh kejutan 💓 aku senang bisa ketemu dengan kalian dari sekian banyak teman - teman yang ga bisa aku temui. Bukan karena sombong, tapi jalan kita sudah berbeda. Ada masanya kita bejuang untuk cita - cita kita masing - masing yang terkadang menjadi penghambat bertemunya kita 😊

Aku kembali ke perantauan tanpa beban. Aku telah melepas rindu kepada mereka yang sangat aku sayangi. Walau rindu itu akan kembali berkembang saat aku di Surabaya 😔 Tapi aku sadar, aku belum tentu menjadi Dita yang mereka banggakan kalau aku hanya diam di Kendari 😊

Suatu kekuatan untuk ku selama di perantauan adalah saat mereka menaruh harapan besar kepada ku. Walau terkadang itu juga menjadi beban untuk ku wujud kan. Tapi, rasanya ga ada yang paling membahagiakan saat melihat mereka tersenyum untuk ku. Terutama senyum kedua orang tua ku yang telah lama berjuang untuk membesarkan ku 💓

Sekian Catatan Anak Rantau kali ini, semoga ManTeman ga bosan - bosan baca corat - coret ku ini 😅 dan makasih untuk semua yang udah baca. Aku sayang kalian semua 😘
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Saturday, February 10, 2018

TAKUT

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Setahun sudah aku menjalani hidup di perantauan. Awalnya memang sangat berat, banyak rindunya. Tapi, lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan suasana ini. Selama bekerja, dunia ku semakin meluas. Walau sebenarnya ga ada yang benar - benar dekat dengan ku di kantor😅

Bagi ku, selama ada Anggi di Surabaya aku akan bisa merantau 💓 ga tahu kalau tanpa Anggi 😔 karena yang selalu bantuin aku selama di perantauan yah dia.

Walau kadang pulang kerja rasanya capek banget, pulang kuliah rasanya lelah banget, sambung rapat Pripala lagi sampai malam benar - benar larut, tapi semua itu seakan sirnah begitu saja saat makan malam dengan Anggi 💓

Aku benar - benar ketergantungan dengan Anggi. Sampai orang - orang tahu kalau aku Ditanya Anggi dan Anggi adalah Angginya Dita 😅 (lebay amet Dit!!!).

Tapi ini benar - benar terjadi. Apapun yang ku lakukan pasti dengan bantuan Anggi. Dari hal kecil aja deh "cari makan" pasti bareng Anggi setiap mau makan (kecuali pas makan siang di kantor, itupun kadang - kadang makan siang bareng Anggi juga).

Aku sakit, Anggi juga yang perhatiin. Sampai suatu saat aku berfikir aku bisa apa tanpa Anggi? buka tutup botol aja Anggi yang bukain (manja amet Dit) 😓 Hal yang paling aku takutkan adalah gimana kalau Anggi kembali ke Batam? aku sendiri? bisa apa?

Terlalu banyak moment yang buat aku tergantung dengannya. Bayangin aja, satu kelas, satu organisasi kurang apa lagi coba? kemana - mana bareng, kegiatan yang aku ikut dia juga ikut (kecuali waktu jadi panitia ospek) 😒

Hingga suatu hari dia bilang kalau dia akan kembali ke Batam 😢 Padahal saat itu pendidikan kami belum selesai, tapi dia mau berhenti (emang sih banyak yang keluar sebelum waktunya karena alasan kecewa atau apalah itu kepada LPK tempat aku belajar). Kalian mungkin bisa bilang aku lebay atau apa, tapi aku emang belum siap untuk berpisah 😢 aku tahu kalau suatu saat kita pasti akan berpisah, tapi jangan sekarang 😢

Di satu sisi aku berfikir bahwa aku ga boleh egois dengan keinginan ku saja. Aku juga harus mikir masa depan Anggi 😣 Aku emang butuh dia untuk selalu di samping ku, tapi dia akan lebih baik kalau di Batam 😢

Setelah membicarakan semuanya dengan aku, Anggi membicarakannya dengan Pripala Melville. Walau bagaimanapun, Pripala adalah keluarga kedua kami. Selain itu, Anggi juga masih ada tanggungan jabatan di situ.

Ternyata banyak yang sayang dengan Anggi 😊 Saat menyampaikan berita itu sebagian besar dari mereka bersedih dan sebagian lainnya blak - blak an menyampaikan ketidak setujuannya. Aku? saat itu aku hanya menyaksikan dengan raut wajah sok tegar 😅

Aku ingat banget itu malam minggu kami kumpul di depan Asrama Hijau (dulu belum ada sekretariat jadi kami pakai teras asrama hijau ntuk ngumpul). Setelah menyampaikan berita itu, kami ga ada yang balik asrama 😅 malah begadang sampai pagi 😆 terus paginya kita pergi car free day di taman bungkul 😅

Hari itu semuanya sedih tapi tetap ceria 😊 dan aku benar - benar ga mau menyianyiakan sedetik pun moment dengan Anggi. Mungkin semuanya juga merasakan hal yang sama.

ini foto di depan kompleks sebelum otw Taman Bungkul

Beberapa hari setelah kejadian itu Anggi malah bilang Aku ga jadi balik Batam 😈 ga tahu saat itu mesti kesel atau senang 😅 Tapi, aku jauh lebih legah 😊 setidaknya aku ada sedikit tambahan waktu untuk mempersiapkan diri jauh dari dia. Aku masih berharap untuk wisudah bareng 😀 dan kesempatan itu masih ada.

Aku tahu sewaktu - waktu akan ada masa dimana aku dan Anggi ga bareng lagi. Tapi setidaknya saat masa itu tiba, aku sudah jauh lebih mandiri untuk menjalani hidup ku 😊

Jauh dari keluarga memang membuat ku sangat ketergantungan dengan Anggi. Itu memang bukan hal yang baik. Dulu aku berfikir selama dengan Anggi rasanya aku ga butuh siapapun. Tapi, saat Anggi balik ke Batam aku bisa apa?

Terkadang mandiri itu juga perlu. Jadi, ManTeman boleh saja dekat dengan seseorang dan menyimpan harapan lebih padanya. Tapi untuk menjalani hidup tentunya kita ga boleh tergantung hanya pada satu orang. Bagus kalau orang itu selalu ada untuk kita, kalau tidak? 😱

Setidaknya kita harus punya cara tersendiri untuk menjalani tiap detik dalam kehidupan kita dengan lebih produktif 😊 Sekian kisah kali ini, terimakasih sudah setia membaca Catatan Anak Rantau 😊
Wassalamualaikum 🙇
Share:

Thursday, February 8, 2018

RENCANA ALLAH JAUH LEBIH BAIK (PART 2)

Assalamualaikum ManTeman 🙇

Hari ini Aku akan melanjutkan kisah kemarin. Yup, tentang rencana Allah jauh lebih baik. Kemarin itukan ceritanya aku udah ada panggilan magang di salah satu perusahaan dari sekian banyak perusahaan tempat aku interview 😅

Maklum lah ya, ijazah tamatan SMA aja dan belum ada pengalaman kerja, rasanya susah banget cari kerja 😅 Tapi, berbaik sangkalah kepada Nya, karena Allah memiliki sejuta kisah menarik untuk kita jalani 😊

Jadi, tanggal 3 - 5 Desember itu aku ada kegiatan penerimaan anggota baru Pripala Melville. Berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini aku yang menjadi panitia 😊 Rasanya punya adik itu sangat menyenangkan.

Hari pertama hanya beberapa panitia saja yang bisa ikut mendampingi. Hal itu dikarenakan teman - teman ku sudah mulai bekerja dan perintis ku juga ada urusan kerjaan. Singkat cerita, kami melaluinya dengan lancar.

Bisa di bilang aku mencoba untuk menjadi panitia paling baik saat itu 😎 Aku memang bukan tipikal orang yang suka mendidik dengan kekerasan. Adapun saat aku terpaksa harus keras terhadap mereka, itu karena ada pembelajaran di dalamnya 😏

Aku ga mau adik - adik ku sakit, terluka atau semacamnya. Mungkin agak atau bahkan sangat berbeda dengan basic Mapala yang keras dan penuh siksaan. Tapi aku lebih suka memberikan mereka siksaan batin dibandingkan fisik 😏

Saat itu Anggi yang jadi ketua panitia nya. Dan kalian tahu gimana kami harus terlihat profesional di depan adik - adik, mengingat hubungan kami bukan hanya sekedar saudara di Pripala Melville. Tapi, baik aku dan Anggi punya perinsip bahwa kalau di Pripala kami adalah saudara 💗

Hari kedua barulah saudara ku yang lain datang. Itu sudah di tempat camp terakhir. Saat tiba, mereka sudah ada di tempat, siap dengan minuman hangatnya, itu sangat membantu karena kami bisa minta 😅Adik - adik ku kami perintahkan untuk membangun Bivak (tenda hunian dari alam).

Sekedar info, jumlah mereka tidak sebanyak kami dulu. Mereka hanya berjumlah 9 orang dan di bagi dalam 2 kelompok.

 Selagi mereka membangun Bivak, kami juga membangun tenda di sisi yang berbeda. Saat barang kami sudah rapi, bergantian kami mengunjungi mereka untuk sekedar memastikan bahwa apa yang mereka lakukan sudah benar.

Di saat itulah drama di mulai 😅 aku yakin mereka tidak akan melupakan moment itu 😆 aku yang selama perjalanan sangan ramah kepada mereka menjadi pribadi yang berbeda. Seakan aku punya dua kepribadian saat itu 😆

Aku dan Anggi mengunjungi tempat mereka membangun Bivak dengan memaasang wajah yang sangat tidak bersahabat. Ku cek bivak mereka satu persatu. Ku akuin itu bivak yang kuat dan lebih rapi dari apa yang sudah ku bangun setahun kemarin 😊

Tapi, aku ingin menguji sedikit mental mereka. Bivak mereka ku kata - katain, hal yang sama juga dilakuin Anggi. Kami berdua kayak pasangan jahat saat itu 😈 Singkat cerita, kedua bivak itu aku dan Anggi hancurin sampai yah ntahlan sepertinya mereka harus membangun ulang dari awal 😢 maaf kan aku yah.

Hal tersebut tentunya disaksikan dengan berbagai macam ekspresi dari mereka. Ada yang sedih, kecewa, bahkan ada yang marah. Tapi mereka bisa apa. Yang aku tahu (tahu nya setelah kegiatan selesai), salah satu dari mereka ada yang naik darah dan berhasil di tenangkan dengan saudara - saudara nya yang lain. Itulah tujuan utama dari kami menghancurkan bivak mereka 😊

Malam harinya kami lakukan jurit malam. Terkhir mereka di rendam di dalam sungai kecil. Melihat mereka kedinginan di dalam air sambil menyanyikan lagu syukur benar - benar membuat ingatan ku kembali ke setahun sebelumnya. Dulu aku yang berada di posisi itu bersama saudara - saudara ku yang masih banyak. Aku merindukan kami yang masih 20 orang 😭 seperti itulah yang aku fikirkan saat itu.

Itu alasan kenapa di setiap acara apapun yang Pripala buat aku selalu mengusulkan untuk mengundang mereka yang sudah tidak menjadi anggota lagi. Baik itu mereka yang seangkatan dengan ku, maupun para perintis yang sudah memiliki kesibukkan masing - masing. Bagi ku, walau mereka sudah tidak berjuang dengan kami, tapi mereka pernah berjuang bersama untuk membangun organisasi.

Saat semua kegiatan selesai, aku ke sungai untuk membersihkan muka. Saat itu aku membawa tas kecil (milik Anggi) yang berisi Hp Anggi, Hp ku dan uang transportasi pulang. Dan begonya aku tas itu ku tinggalin ke sungai. Sekitar setengah atau satu jam setelah itu baru aku sadar kalau tas itu ga ada.

Saat itu aku benar - benar malu akan keteledoran ku 😟 Aku merasa merepotkan semua orang yang ada, karena mereka yang sudah selesai packing barang harus bongkar lagi 😞 Aku malu dengan adik - adik ku karena ga bisa menjalankan tanggung jawab dengan baik, aku takut anggi marah ke aku karena udah ilangin hp dan tas nya 😭

Aku ga perduli kalau yang hilang hanya Hp ku, tapi barang - barang Anggi dan uang transportasi kami 😟

Singkat cerita aku nangis untuk pertama kalinya di depan anak - anak dan di bujuk dengan susah payah dengan Anggi 😓 itu moment yang paling memalukan bagi ku. Dengan uang patungan beberapa senior ku, kami bisa kembali ke Surabaya.

Sepanjang perjalanan aku berfikir kalau aku harus mengganti semuanya. Hari senin aku sudah magang, walau dengan gaji yang tidak seberapa. Tapi aku akan nabung untuk ganti semuanya dengan gaji ku sendiri 😊

Aku mencoba untuk menguatkan hati ku (saudara - saudara ku juga sudah mensuport ku). Ku katakan kepada diri ku sendiri bahwa setiap yang pergi akan ada yang datang. Mungkin pekerjaan ku besok merupakan obat dari kejadian hari itu 😊

Hari itu Senin, 06 Desember 2015. Aku bangun sangat pagi. Dengan bantuan teman ku, aku memesan gojek (saat itu aku punya hp nokia biasa tapi ga ada kartunya). Aku yang harusnya ke kantor jam 8, tapi jam setengah 8 aku sudah stay di kantor.

Tepat jam 8 aku bertemu dengan Ibu (yang aku lupa namanya). Aku masuk di ruang interview dan berbicara dengan Ibu itu. Ibu itu bilang kalau mereka sudah coba menghubungi ku di haru Jumat dan Sabtu untuk mengabarkan bahwa posisi yang harusnya ku isi ternya sudah terisi dengan orang lain. Deg... 😨😭 Hati ku benar - benar hancur saat itu.

Aku ga tahu harus berbuat apa, aku hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa - apa. Rasanya itu kalimat tidak apa apa yang paling apa apa untuk ku 😭

Ya Allah, kok gini amet 😭 aku fikir ini adalah hadiah indah dari Mu setelah kejadian kemaren 😭 tapi kenapa jadi seperti ini 😭

Di depan kantor aku beli kartu perdana baru untuk menghubungi teman ku. Aku minta tolong untuk di pesankan gojek. Akhirnya aku pulang dengan penuh kekecewaan 😭

Saat tiba di asrama aku bertemu Anggi cewek yang baru siap - siap mau ke kantor (kantornya di LPK kami). Anggi nanya kok pulang, aku hanya menjawab seadanya dan bersih - bersih untuk tidur. Sepertinya Anggi tahu kalau aku ingin sendiri.

Ternyata Anggi marah - marah ke bursa kerja 😅 (anak ini perdulinya dengan aku itu ga tahu dah sampe mana batasnya). Akhirnya aku di telepon bursa kerja dan di tawarkan beberapa kerjaan yang aku jawab dengan kalimat singkat dan ga begitu perduli. Aku hanya ingin sendiri 😞

Hari itu aku di kamar sampai soreh dengan penuh keluh kesah yang hanya ku sampaikan ke Allah. Rasanya sudah jatuh, ketimpa tangga pula 😭

Sore harinya Anggi cowok teriak memanggil ku dari bawah. Aku pun menemuinya dengan sangat tidak bersemangat. Tapi, dia menyampaikan berita yang benar - benar menyembuhkan hati ku. Katanya Nurul (saudara ku di Mapala) abis di telepon dari salah satu perusahaan yang dekat banget dengan asrama ku (jalan kaki 5 menit nyampe), katanya besok aku ada panggilan kerja jam 8 😱

biar ga salah paham aku jelasin sedikit dulu. Jadi sebelum aku keterima magang di perusahaan yang jauh itu, aku sudah melakukan serangkaian tes di perusahaan yang dekat ini. Tapi ga ada panggilan sama sekali. Saat mengisi lembar penerimaan karyawan di perusahaan yang dekat itu, aku mencantumkan nomor telepon nurul sebagai kerabat yang bisa di hubungi.

Masyaallah, itulah kenapa aku bilang kalau rencana yang Allah siap kan untuk kita jauh lebih menggembirakan, jauh lebih baik dari rencana yang sudah kita susun serapi apapun itu. Aku yang sudah kecewa dengan perusahaan yang katanya menerima ku sebagai anak magang dan jarak nya jauh itu, ternyata digantikan dengan perusahaan yang menerima ku kerja dan jaraknya sangat dekat 😇

Allah ga pengen aku bingung memikirkan transportasi, Allah ga tega liat aku kerja tapi di gaji sedikit, Allah juga ga tega kalau aku hanya jadi anak bagang 😊 Intinya, aku percaya Allah baik sama aku, aku percaya kalau Allah punya rencana indah untuk ku 😊

Alhasil, tanggal 7 Desember aku ke perusahaan itu untuk tanda tangan kontrak dan tanggal 8 Desember 2015 aku sudah bekerja di perusahaan itu, bukan sebagai anak magang, tapi sebagai karyawan 😊



ManTeman... percaya deh, Allah itu punya segudang rencana indah untuk kita. Maka, berbaik sangkalah kepadaNya 😇 Sekian dulu yah kisah ku yang ini, terimakasih sudah setia membaca Catatan Anak Rantau yang makin hari pembacanya makin banyak 😊 itulah yang buat aku terus semangat menulis 😊
Wassalamualaikum 🙇
Share:

RENCANA ALLAH JAUH LEBIH BAIK (PART 1)

Assalamualaikum ManTemen 🙇

Rasanya udah lama banget aku ga posting. Maafkan aku yang terlalu terlena dengan kesendirian ku di dalam kamar yang sepi ini 😅 Lebih dari dua minggu ga posting dan Alhamdulillah malam ini ada mood untuk nulis lagi 😅 Sekali lagi maaf kan aku ya 😊

Kita lanjut aja cerita nya. ManTeman pernah ga sih merencanakan sesuatu dan ternyata apa yang kita rencanakan dengan sangat rapi itu ga berjalan sesuai rencana? Tapi, setelah kejadian yang sebenarnya terjadi mahlah menyimpan banyak hal yang sangat menyenangkan 😊 Kira - kira seperti itulah yang aku rasain saat itu. Akan aku coba tulisakan dalam Catatan Anak Rantau ini 😊

Saat itu sudah memasuki tahun kedua ku di LPK tempat ku menuntut ilmu di Surabaya. Proses belajar mengajar pindah ke malam hari dan  di pagi harinya kita dituntut untuk bekerja. Bekerja adalah tujuan utama dalam LPK ini.

Sebelumnya aku sudah coba daftar untuk OJT ke Malaysia dan sebenarnya sudah lulus. Tapi, karena satu dan lain hal keberangkatan kami di batalkan. Tempat aku daftar itu adalah satu - satunya tempat OJT ke Malaysia yang boleh pakai jilbab. Setelah itu di batalkan, pupuss sudah harapan ku untuk OJT ke Malaysia 😌

Sebelum Job Fair di mulai sudah banyak teman - teman ku yang mulai bekerja. Sampai aku sendiri bingung, kok aku ga kerja - kerja yah. Mungkin karena aku kurang aktif untuk mencari pekerjaan. Ok, kalau begitu aku tunggu sampai Job Fair tiba.

Biar ga salah paham akan aku jelaskan sedikit dulu. Jadi di LPK aku itu tiap tahun diadain Job Fair khusus untuk peserta didik tahun kedua dan para alumni. Nah di moment itulah biasanya para Perserta Didik mendapatkan pecerjaan dari berbagai perusahaan. Ga cuman kerja aja sih, ada beberapa juga yang magang.

Jadi saat Job Fair itu banyak banget perusahaan yang mencari calon tenaga kerja. Ga cuman kerja, tapi juga ada yang mencari anak magang.

Saat itu kami duduk dalam ruangan dan orang - orang yang mewakili perusahaan itu akan mengambil lamaran kami jika ia tertarik. Yang banyak di kunjungi adalah laki - laki dan wanita yang tidak berjilbab. Sempat ngeluh sih dalam hati, kok jilbab malah jadi penghalang ku untuk nyari duit. Tapi, hal tersebut hanya ada seper sekian dekit dalam fikiran ku. Aku hanya menyimpan kepercayaan bahwa Allah punya rencana baik untuk umatnya yang selalu berada di jalannya yang benar.

Singkat cerita aku buat 20 CV dan 20 CV tersebut habis, sebagian kecil karena di pilih dan sebagian besar karena aku yang masukkin lamaran sendiri ke stan perusahaannya 😂

Setelah acara Job Fair itu selesai, aku hanya menunggu di asrama. Setiap telepon masuk rasanya sangat berharga untuk ku. Tapi kok di saat teman - teman ku sudah mualai magang / bekerja aku malah masih nunggu panggilan 😟 Rencana apa yang sebenarnya Allah siap kan untuk aku 😞

Berbagai perusahaan ku kunjungi hanya untuk sekedar interview. Di perusahaan pertama aku benar - benar gugup. Tapi selanjutnya ku jalani dengan baik.

sampai buat status kayak gini di facebook
Ga mau ngitung deh ada berapa perusahaan yang aku datengin hanya untuk interview doang. Proses wawancara sih selalu lolos aku, gagal nya itu kebanyakkan saat tes.

Saat itu aku ga tahu Surabaya, ga punya kendaraan, ga tahu bawa motor, pokoknya untuk mencapai perusahaan tempat aku interview itu ku lakuin berbagai cara. Kadang nebeng teman, kadang naik gojek, ada juga yang jalan kaki (karena tempatnya dekat). Perjuangan banget dah pokoknya 😅

Sampai suatu hari ada telepon dari salah satu perusahaan tempat aku interview. Panggilan untuk magang. MasyaAllah senangnya ga ketulungan. Padahal itu hanya magang aja, tapi tetep ada gajinya sih walau ga seberapa. Walau hanya magang, gajinya ga seberapa dan tempatnya itu sangat jauh (kondisi aku belum punya motor saat itu) tanpa pikir panjang langsung aja aku terima 😊

Aku ingat banget saat itu aku di suruh ke kantor hari jumat tanggal 03 Desember 2015, tapi karena di tanggal 03, 04 dan 05 Desember aku ada acara penerimaan anggota baru di Pripala Melville maka aku minta di tanggal 06 Desember 2015 dan Alhamdulillah pihak kantor mengiyakan 😇

Saat itu aku ga mikirin gimana caranya agar tiap hari bisa nyampe ke kantor itu. Yang aku fikirin adalah aku udah ada kerjaan, yah walau hanya magang. Setidaknya aku ada kegiatan di pagi harinya. Aku bisa bangun pagi, mandi, ke kantor, seperti yang teman - teman ku lakuin 😊

Bayangin aja, Job Fairnya itu awal November kalau ga salah dan aku keterima magang di awal Desember 😅 Rejeki emang udah Allah atur, tapi ada sedikit rasa iri saat bangun pagi liat teman - teman udah rapi mau ke kantor. Ada sedikit rasa enggan saat ke kampus teman - teman pada cerita tentang kisahnya di kantor 😔

Dulu itu aku sampai mikir, kayak gini yah susahnya nyari kerja. Panas - panasan keliling dari satu kantor ke kantor lain, di tolak sana sini, belum lagi dengan orang tua yang bertanya "gimana keterima?" mau jawab "nggak" tapi kok rasanya Dita ga guna banget jadi anak, mau jawab "iya" tapi ga boleh bohong 😢

Masa - masa itu benar - benar singkat tapi sangat berat. Tapi, jauh dari semua itu, aku tetap percaya bahwa rencana Allah jauh lebih baik dari apa yang udah kita susun 😇

Kisah ini masih ada lanjutannya. Jangan harap proses pencarian kerja Dita berakhir sampai di sini. Ingat, Allah punya rencana yang jauh lebih indah 😊 dan rencana itu akan aku ceritain di part selanjutnya 😆

Jangan bosan yah baca Catatan Anak Rantau 😅 karena kisah yang ingin aku tuang dalam blog ini masih banyak 😊 Terimakasih sudah jadi pembaca setia Catatan Anak Rantau 🙏
Wassalamualaikum🙇
Share: