Tak terasa, dua tahun sudah aku menghabiskan waktu di perantauan. Terhitung singkat menurut ku, tapi banyak hal yang akhrinya membuat aku menjadi dewasa. Baik itu dari pola fikir maupun tingkah laku π
Aku senang, kedua orang tua ku akan datang ke Surabaya untuk menyaksikan tali toga yang ku pakai di pindahkan dari sebelah kiri ke kanan π Tapi, aku sedih karena akhirnya aku harus LDR dengan Anggi π
Anggi memutuskan setelah wisudah akan bekerja di Jakarta. Aku siap? Siap ga siap aku harus siap π Aku sudah mempersiapkan batin ku untuk menerima hal itu. Orang yang mengisi hari - hari ku selama di Surabaya akhirnya harus pergi juga π Sebelum orang tua kami datang ke Surabaya, aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Anggi. Setiap hari juga gitu sih, tapi ini di isi dengan rasa cemas untuk jauh π
Hingga akhirnya kedua orang tua ku tiba di Surabaya. Saat itu mereka nginap di hotel dan aku tetap di kost, lumayan sulit untuk mengatur waktu bersama, karena posisinya aku masih bekerja.
Hari itu Jumat, 11 November 2016. Aku ijin untuk tidak masuk kantor karena pagi harinya aku harus geladi bersih untuk Wisudah. Aku juga ijin ga masuk kampus karena wisudahnya malam, sampai dosennya pikir aku ijin nikah (aku tahunya dari teman sekelas ku).
Saat geladi bersih aku pergi dengan Anggi π dan ga tau juga kok bisa tempat duduk aku dan Anggi itu berdampingan π (sebenarnya selisih satu kursi, tapi kursi itu kosong karena yg isi ga ikut wisudah) emang sih kita satu jurusan, tapi seinget aku nomor absen kita ga berderetan deh π
Geladi bersih itu selesai begitu saja. Pulangnya aku anter Anggi ke asrama dia (waktu itu pake motor aku soalnya). Aku ketemu dengan Papanya Anggi dan rasanya itu dag dig dug banget π Padahal cuman salaman lalu pamit pulang π
Setelah itu aku langsung jemput Ibu untuk ke salon bareng. Sedangkan Bapak akan langsung ke gedung di malam harinya. Hari itu benar - benar padat rasa ku π Skip aja yah, biasalah kalau di salon itu cuman ribet masalah make-up aja.
Malam harinya, saat tiba di gedung tempat Wisudah berlangsung, Bapak udah ada, aku lalu ambil foto dulu dengan kedua orang tua ku di tempat yang sudah disediakan.
tercipta lah foto ini |
Selanjutnya aku dan kedua orang tua ku masuk. Aku langsung ke bangku Wisudawan dan kedua orang tua ku ke bangku lainnya. Saat itu Anggi belum datang, ntah kemana dia padahal acara sebentar lagi π
Beberapa saat kemudian Anggi datang dengan seikat bunga mawar merah dan pink π lalu bunga itu diberikan ke aku π³ Oh iya, hampir aja lupa, beberapa hari sebelumnya aku dapat paketan bunga juga dari sahabatku Uzhy di Makassar. Jadi saat wisudah itu aku pegang dua bunga π
Acara wisudah itu pun berlalu begitu saja. Tidak begitu menarik bagi ku. Ntah kenapa, bagi aku bukan saat wisudahnya yang penting. Tapi proses bagaimana kita sampai di hari itu. Mungkin bagi beberapa orang, moment wisudah itu adalah hal yang paling wah. Tapi, untuk aku yang lebih di kenang pastilah prosesnya π
Selesai acara yah saatnya foto - foto π Bapak ku balik deluan ke Hotel dan Ibu ku ikut dengan ku ke kost. Sebelum balik, kami foto - foto dulu tentunya π (secara lagi cantik, masa ga foto π ).
Nurul, Anhy, Dita |
Mereka berdua adalah saudara ku di Pripala. Aku bahkan lebih dekat dengan mereka yang bukan satu jurusan ku di banding teman - teman kelas ku yang lain. Mereka bedua itu dari jurusan Accounting. Kebetulan kita juga pernah satu kantor π
Tyo, Dita |
Tyo ini teman satu kelas ku, anak Pripala juga dan dari Kendari juga. Tapi kami baru kenal selama di Surabaya. Dia banyak menginspirasi ku. Anaknya benar - benar tidak menyia - nyiakan jurusannya. Dia dulu punya bisnis keripik singkong di Surabaya, lalu terakhir aku dengar kabarnya dia buat keripik pisang di Kendari. Keren kan, pebisnis di usia muda π
ibunya nurul, ibunya dita, ibunya anhy |
Dita, Putri, Mihra, Nurul, Zulfa, Anggi, Anhy |
Tak kenal maka tak sayang, dari sebelah kiri itu Dita dengan nama lapangan Kadal, Putri dengan nama lapangan Lupot, Mihra dengan nama lapangan Sela, Nurul dengan nama lapangan Blank, Zulfa dengan nama lapangan Ringga, Anggi, Anhy dengan nama lapangan Ngoler. Sejujurnya aku lupa dengan nama asli beberapa dari mereka saat menulis ini karena saking seringnya manggi dengan nama lapangan π
Anggi, Dita |
Ibunya Dita, Dita, Anggi, Papanya Anggi |
Wisudah bukanlah akhir dari segalanya. Tapi, dalam moment itu kita bisa membuat orang tua kita berbangga atas apa yang telah dicapai anaknya. Memakai toga mungkin bukan hal yang spesial, tapi itu adalah simbol kesuksesan atas suatu pencapaian.
Banyak rasa terimakasih yang harusnya ku sampaikan kepada kedua orang tua ku. Berkat mereka aku bisa melalui segalanya. Dengan doa mereka aku selalu memiliki semangat yang tinggi untuk melalui step by step proses pendidikan ku π
Banyak terimakasih juga untuk Anggi yang ga pernah bosen telinganya akan keluh kesah ku saat capek, bosan dan banyak hal lagi mengenai pendidikan yang aku jalani. Untuk anak Pripala juga yang membuat kisah ku di LPK menjadi lebih berwarna π
Tanpa kalian semua, aku ga tahu bakalan bisa menjalaninya dengan baik atau tidak. Dan yang lebih penting lagi kepada Pencipta ku Allah SWT, dari Nya lah segala hal yang bisa membuat ku menjadi seperti sekarang π
Rasanya part ini sedikit lebih seperti album foto π Itu karena saking pengennya aku masukkin semua foto π Gambaran kebahagiaan ku bisa terlihat jelas dari tiap foto yang di ambil di hari itu. Bukan cuman aku saja, tapi juga semua wisudawan dan orang tua mereka π
Bukan berarti karena aku sudah wisudah lalu kisah perantauan ku berakhir yah, seperti yang ku tulis di part sebelumnya aku melanjutkan S1 ku π Jadi blog ini masih akan terus posting π Karena sudah terlalu panjang, terimakasih sudah membaca Catatan Anak Rantau π
Wassalamualaikum π
0 komentar:
Post a Comment